Cerpen
Tuan Gedibal

Tuan Gedibal

Melihat sepak terjangnya, meski tidak memiliki jabatan penting, Tuan Gedibal bukanlah orang sembarangan.  Dia sanggup membegal peran dengan  sangat jitu.  Tuan Gedibal duduknya selalu dekat dengan pimpinan di ruang orang-orang terhormat.   Dia  tidak pernah dikukuhkan sebagai asisten pribadi, tapi perannya melebihi itu semua. Tak ada yang bisa menggugat. Ketika pimpinan tak ada di tempat dan  telepon  di mejanya berdering,  hanya Tuan Gedibal  yang berani mengangkat. Saat pimpinan datang, pesan disampaikannya dengan   bahasa tubuh  sangat sopan.  Pimpinan manggut-manggut sambil tersenyum, bahkan tidak jarang sambil menepuk-nepuk pundak Tuan Gedibal.

Tuan Gedibal selalu tiba di kantor paling pagi.  Dia duduk di lobi dekat pintu sambil menunggu datangnya pimpinan.  Ketika mengetahui beliau datang, Tuan Gedibal dengan sigap berlari membukakan pintu mobil, menyalami dan mencium tangan dengan sangat sopan. Seperti biasa juga, meski tanpa diminta, Tuan Gedibal membawakan tasnya. Pimpinan yang sekaligus pemilik perusahaan ini, Nyonya Titi,  memang  sudah tua. Tuan Gedibal pun mengulurkan lengan  jika Nyonya Titi memerlukan bantuan  ketika naik trap di lobi.

“Trimakasih,” kata Nyonya Titi sambil memegang lengan Tuan Gedibal.

“Pagi yang cerah,  Ibu,” Tuan Gedibal tersenyum.

“Itu bunganya kok belum disirami,” Nyonya Titi berhenti sambil melihat-lihat pot.

“Nanti saya sirami, Ibu,” jawab Tuan Gedibal sembari menunduk-nunduk.

“Itu bukan bagianmu, Hanibal,” Nyonya Titi menyebut nama asli Tuan Gedibal .

“Nanti saya sampaikan, Ibu.”

“Keburu layu nanti.”

“Siap, Ibu….”     

 Tuan Gedibal melangkah pelan mengikuti irama kaki  Nyonya Titi  menuju lift.  Sementara Luci dan Hangga, resepsionis dan sekuriti, berdiri memberi hormat atas kedatangan pimpinan mereka. Hari ini Nyonya Titi mengenakan stelan warna hijau tua, bleser lengan panjang dengan rok setinggi lutut. Rambutnya digelung mungil, kaca mata putih dengan rantai kecil melingkar di belakang leher. Tuan Gedibal akan mengantar wanita itu hingga ke mejanya di lantai lima, menemaninya beberapa saat, barangkali  Nyonya Titi  ada mengutusnya.  

Sekretaris dan para staf kadang merasa terbantu dengan keberadaan Tuan Gedibal, tapi tidak jarang mereka merasa dilangkahi karena perannya diambil alih secara sepihak. Tak ada rasa bersalah bagi Tuan Gedibal, bahkan ada kesan bangga seakan hanya dia yang dipercaya.  

Ketika tak ada tanda-tanda Nyonya Titi meminta sesuatu, Tuan Gedibal beranjak turun ke halaman. Dan lihatlah,  ketika tidak berdekatan dengan pimpinannya, Tuan Gedibal berjalan sangat tegap dengan dada ditarik ke depan. Bunyi irama sepatunya teratur mengiringi langkah.  Rambut lelaki itu dipotong cepak,  baju lengan pendeknya dijahit  mirip milik aparat keamanan. Tuan Gedibal segera memindahkan mobilnya, diparkir tepat di sebelah kiri mobil Nyonya Titi.  Posisi ini wajib untuk setiap harinya. Dan lihatlah pula, mobil tua Tuan Gedibal itu dimodel sedemikian rupa hingga menyerupai mobil pengawal aparat keamanan pula.

Sekali lagi, Tuan Gedibal selalu tiba di kantor paling pagi, bahkan lebih pagi dibanding tukang sapu. Ada yang bilang, dia sengaja ngantor pagi-pagi agar terhindar dari urusan di rumah. Ketiga orang anaknya mengalami kelainan. Istrinya sepanjang hari merawat dan melayani anak-anak itu seorang diri. Sementara tiap pagi Tuan Gedibal sudah duduk bergaya membaca koran di lobi kantor, kadang di teras menghabiskan sisa rokok seusai sarapan di warung.

Tuan Gedibal pun pulang paling akhir seusai menghantarkan kepulangan Nyonya Titi.Tampilan dan kebiasaan itulah yang membuatnya dijuluki Tuan Gedibal. Nama asli lelaki itu Hanibal, tapi hampir tak ada lagi yang memanggil nama aslinya.        

Di tangan Nyonya Titi perusahaan ini dikendalikan. Suaminya sudah lama meninggal dan dikenal sebagai tokoh penting. Jasa-jasa suaminya juga dikenang banyak orang.

“Dia seorang pekerja keras,” kata Nyonya Titi menceritakan suaminya kepada para karyawan pada suatu hari. “Dia meninggal secara mendadak di pangkuan saya. Secara  mendadak pula saya harus meneruskan usaha ini. Dan buktinya bisa!”

“Mengapa anak-anak tidak dilibatkan, Ibu?” tanya Tuan Gedibal.

“Anak-anak memilih profesi lain. Yang satu jadi dosen, satunya lagi di luar negeri. Pekerjaan itu urusan hati. Bukan urusan pikiran semata. Kalau hatinya tidak di sana, tak akan berhasil.”

“Seperti cinta, ya Bu…?”  seorang karyawan lain nyeletuk. 

“Ya, betul. Coba saya tanya pada yang perempuan, Anda memilih suami hati apa  suami pikiran?”       

  Para karyawan perempuan saling memandang sambil tersenyum. Memikirkan pilihan dalam tanda kutip “suami hati” atau “suami pikiran”.  Nyonya Titi menunggu jawaban sambil memandang satu persatu. Lama tak ada yang menjawab.

“Baiklah, pikirkan itu!”

“Sekarang untuk yang laki-laki,” Nyonya Titi kembali bertanya, “Anda memilih pekerjaan apa memilih calon istri?”

Para karyawan laki-laki tersenyum-senyum, belum ada yang menjawab, termasuk Tuan Gedibal, mungkin mereka takut salah. Nyonya Titi mengentuk-ngetukkan ujung telunjuknya ke meja. Lama sekali. Akhirnya perempuan itu menjawab sendiri.

“Kalau Anda memilih pekerjaan, Anda mendapatkan calon istri. Tapi kalau Anda memilih calon istri, Anda tidak mendapat pekerjaan. Betul…? Pikirkan itu!”       

 Entah bagaimana nasib perusahaan keluarga ini sepeninggal Nyonya Titi nanti. Sering ada gunjingan dari para karyawan bahwa Tuan Gedibal akan dipilih Nyonya Titi sebagai pengganti.

Menurut Sofia, kepala keuangan, Nyonya Titi lebih percaya pada Tuan Gedibal dibanding pada anaknya sendiri. Lelaki itu bahkan dipercaya mengambil uang dari para rekanan.  Sofia merasa dikalahkan juga. Tidak jarang Tuan Gedibal meminta tanda tangan Sofia untuk urusan keuangan. Kalimat Tuan Gedibal selalu sama, “Diperintahkan Ibu.” Tentu saja kepala keuangan tak mampu berbuat apa-apa.

Dan inilah yang lebih istimewa. Saat makan siang, Nyonya Titi selalu minta ditemani Tuan Gedibal di ruang khusus. Itu pula yang terjadi pada hari ini. Saat Nyonya Titi makan dengan lauk ikan laut, Tuan Gedibal dengan sangat setia menyisihkan duri-durinya.  

“Ikan laut ini enak, tapi kawatir durinya,” kata Nyonya Titi. “Begitu juga filosofi hidup ini.”

“Saya akan memilihkan yang terbaik untuk Ibu,” Tuan Gedibal menjawab.        

“Begitu…?”

“Apa yang diinginkan Ibu, itu juga yang saya inginkan.”

“Benar…?”

“Apa yang ada dalam hati Ibu, itulah yang ada dalam hati saya.”

Nyonya Titi berhenti sejenak dari mengunyah. Dengan pelan dia mengalihkan pandangan ke Tuan Gedibal. Ada pandangan lain di bola  mata Nyonya Titi. Perempuan itu kemudian  tersenyum. Tuan Gedibal membalas senyumnya. Pandangan mereka bertemu beberapa saat. Tak ada suara. Tiba-tiba sal yang melilit di leher Nyonya Titi ujungnya jatuh ke meja, menyentuh bibir piring. Tuan Gedibal meraihnya dengan sopan dan pelan. Sal itu kembali dililitkan ke leher sang perempuan. Kedua tangan Nyonya Titi tetap memegang sendok dan garpu. Bola matanya bergerak-gerak lembut, mengarah ke wajah Tuan Gedibal yang tepat di depannya.

“Terimakasih, Bal.”

Inggih, Ibu.”

Nyonya Titi melanjutkan kunyahan dengan perlahan. Ada beberapa butiran nasi yang jatuh dekat piring. Tuan Gedibal memunguti dan meletakkan di atas tisu. Ada kesan damai di  wajah perempuan itu. Makan siangnya tampak nikmat. Pandangannya sebentar-sebentar diarahkan ke Tuan Gedibal.

Tuan Gedibal menuangkan air putih ke gelas, lalu dipersandingkan dekat piring.   

“Mestinya kamu juga makan di sini,” kata Nyonya Titi.

“Terimakasih, Ibu.”

“Kenapa, nggak mau…?”

Tuan Gedibal tersenyum, dia sedikit menunduk. Beberapa saat lelaki itu  tak bicara. Dia tahu bahwa  Nyonya Titi menanti jawabannya.             

“Maaf, Ibu, kalau saya ikut makan, saya tidak bisa melayani Ibu.”

“Kamu di sini bukan pelayan…,” suara itu lembut terdengar. Gerakan tangan dan bibir perempuan itu berhenti. Kembali pandangannya diarahkan ke Tuan Gedibal.

“Terimakasih, Ibu.”  

“Saya tidak ingin makan ditemani seorang pelayan….”

Tuan Gedibal tak menjawab. Suasana menjadi sunyi. Tak ada yang bicara. Nyonya Titi beberapa saat menunduk ke arah piring, kedua tangannya tak bergerak, matanya berkedip-kedip. Perempuan itu menghentikan kunyahannya, lantas dengan pelan tangan kirinya memegang kening. Dengan lembut Tuan Gedibal mengangkat gelas, dihaturkan ke Nyonya Titi.

“Minum, Ibu?”

Perempuan itu mengangguk, tapi gelas tak juga diterima. Sementara telunjuk kirinya ditekan-tekankan ke kening. Tuan Gedibal semakin mendekatkan gelasnya. Lelaki itu kembali bertanya. Anggukan kembali diisyaratkan oleh Nyonya Titi. Perempuan ini masih menghentikan gerak bibirnya, kali ini tangan kirinya ditempelkan ke pangkal tenggorokan dekat dada. Tuan Gedibal merasa ada isyarat lain. Pelan-pelan gelas di tangannya diarahkan ke bibir Nyonya Titi. Lengan Tuan Gedibal sedikit bergetar. Perempuan itu berusaha menyeruput sambil tangan kanannya menempel di lengan Tuan Gedibal. Ruang makan ini masih juga sunyi.   

Tiba-tiba kepala Nyonya Titi tergerak-gerak. Tampaknya dia tersedak sehingga air di mulutnya menyiprat keluar. Beberapa butir nasi ikut jatuh ke meja.  

“Ibu…,” Tuan Gedibal, dengan gerakan reflek, menarik gelasnya. Diambilnya tisu di sebelah kiri piring. Kali ini tanpa berkata apa-apa, Tuan Gedibal mengusapkan tisu dengan  lembut di sekitar mulut Nyonya Titi. Wajah Nyonya Titi tampak menegang. Sepasang mata di balik kaca mata kelihatan melebar.  

“Maafkan  saya, Ibu….”                       

 Nyonya Titi tidak berkata apa-apa. Nafasnya tampak lebih kerap. Kedua tangannya bergetar  memegang lengan Tuan Gedibal. Tubuh perempuan itu perlahan bergerak akan menelungkup. Tuan Gedibal dengan cepat mendekat, meraih Nyonya Titi yang wajahnya hampir menyentuh piring. Perempuan tua itu dirangkul oleh Tuan Gedibal sambil duduk. Tubuhnya merebah dan lunglai di pangkuan Tuan Gedibal.  

Sesaat setelah terdengar teriakan minta tolong, para karyawan berlarian menuju ke ruang makan. Mereka melihat Nyonya Titi tak bergerak di pangkuan Tuan Gedibal. Semua mengusahakan pertolongan dengan cepat. Beberapa saat lengan Tuan Gedibal menyanggah tubuh Nyonya Titi yang ada di pangkuannya. Dengan cepat pula pemilik perusahaan itu dibopong beberapa karyawan ke sofa. Sementara yang lain menelepon dokter dan rumah sakit untuk minta pertolongan.    

Beberapa saat setelah  Nyonya Titi dilarikan ke rumah sakit, Tuan Gedibal menunduk lesu. Dia berharap tidak ada kabar buruk dari perempuan yang sangat  dihormati itu.  Bibir Tuan Gedibal menggumam-nggumam. Dia ingat bahwa suami Nyonya Titi meninggal mendadak di pangkuan beliau.  Dan hari ini, Nyonya Titi jatuh merebah dan tak sadarkan diri di pangkuannya. Tuan Gedibal  menengadah ke arah langit.  Kali ini dia juga teringat istri dan anak-anaknya di rumah.  Bibir Tuan Gedibal pun kembali bergumam….   

                                                                                                  Surabaya, 2021          

Penulis
M. Shoim Anwar lahir di Desa Sambong Dukuh, Jombang,  Jawa Timur. Setamat dari SPG di kota kelahirannya, dia melanjutkan ke Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, IKIP Surabaya / Universitas Negeri Surabaya  hingga memperoleh gelar  doktor.   

Shoim  banyak menulis cerpen, novel, esei, dan puisi di berbagai media. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi berbahasa Indonesia, Inggris, dan Prancis,  seperti Cerita Pendek dari Surabaya (editor Suripan Sadi Hutomo), Negeri Bayang-bayang (editor D. Zawawi Imron, dkk.), Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia (editor Korrie Layun Rampan), Dari Fansuri ke Handayani (editor Taufiq Ismail, dkk.), Horison Sastra Indonesia (editor Taufiq Isamail, dkk), Black Forest (kurator Budi Darma), New York After Midnight (editor Satyagraha Hoerip), Beyond the Horizon (editor David T. Hill), Le Vieux Ficus et Autres Nouvelles (editor Laura Lampach), dll.       

Kumpulan cerpen Shoim yang telah terbit adalah Oknum (1992), Musyawarah Para Bajingan (1993), Limau Walikota (ed.,1993), Pot dalam Otak Kepala Desa (1995), Bermula dari Tambi (ed.,1999), Soeharto dalam Cerpen Indonesia (ed., 2001), Sebiji Pisang dalam Perut Jenazah  (2004), Perempuan Terakhir (2004), Asap Rokok di Jilbab Santi (2010), Kutunggu di Jarwal (2016), Sepatu Jinjit Aryanti (2019),  Tikus Parlemen (2020), dan kumpulan drama Theatrum – Malam Terakhir (ed.,2013).  Novelnya yang pernah dipublikasikan Meniti Kereta Waktu (1999), Sang Pelancong (1991), Angin Kemarau (1992), Tandes (1999), serta Elies (2006). Buku lain yang ditulisnya adalah  Sejarah Sastra Indonesia (2012), Sastra Lama (2013), dan Sastra Rebonding (2013), Sastra yang Menuntut Perubahan (2014), Sastra dan Korupsi: Kajian Interdisipliner (2018), dan  Sastra Merespons Dinamika Zaman (2021) .

32 thoughts on “Tuan Gedibal

    • Author gravatar

      Dalam cerpen Tuan Gedibal ini, pengarang menceritakan tentang seorang tokoh sentral yakni Tuan Gedibal. Dikisahkan mulai dari tingkah laku, karakteristik, kebiasaan, hingga rasa kehormatan serta kesetiaan terhadap Nyonya Titi selaku pemilik perusahaan tempat Tuan Gedibal bekerja. Perilaku demikian yang menjadi sentrum dalam cerpen ini, pembuktian dapat dilihat dari permulaan cerpen hingga cara pengarang mengakhiri kisah dalam cerpen nya.
      Kisah yang dituangkan pengarang sangatlah relevan dengan kehidupan sebenarnya. Penuh dengan kisah moral dan tersirat juga beberapa etika yang tak jarang orang bisa melakukannya, selayaknya Tuan Gedibal. Seperti yang kita ketahui, pada umumnya estetikalah yang tersubordinasikan terhadap etika dan logika. Artinya, suatu benda disebut indah apabila juga mengandung nilai etika dan logika. Apakah pembaca sudah dapat menebak letak estetika yang saya maksudkan dalam cerpen Tuan Gedibal ini? Jika kalian belum menemukannya, mari lanjut ke pembahasannya.
      Seperti pertanyataan diatas, estetikalah yang tersubordinasikan terhadap etika. Artinya suatu benda disebut indah juga mengandung nilai etika (moral). Jika estetika dibandingkan dengan etika, maka etika yang berkaitan dengan nilai yang berkaitan dengan baik-buruk, sedangkan estetika yang berkaitan dengan indah-jelek. Estetika sastra adalah aspek-aspek yang terkandung dalam sastra. Pada umumnya, aspek keindahan sastra didominasi oleh gaya bahasa. Keindahan bahasa tidak terkandung dalam keindahan bentuk huruf melainkan dalam isinya.
      Tuan Gedibal bukanlah seorang yang berpendidikan tinggi dan memiliki keterampilan seperti pegawai Nyonya Titi yang mampu bekerja extra serta membantu menghasilkan pendapatan yang tinggi untuknya. Tuan Gedibal hanya seorang kepala rumah tangga yang memiliki tiga orang anak yang memiliki kelainan serta seorang istri yang tak berpenghasilan karena sibuk mengurus ketiga anaknya, ia hanya mempu memberikan tenaga dan kesetian yang tinggi terhadap Nyonya Titi yang mana hal tersebut tak mampu diberikan oleh pegawai yang lain. Seperti pada realitanya, ada beberapa orang yang mimilih menyugukan rasa hormat serta kesetiaannya dalam bekerja serta melayani seseorang tanpa pamrih karena hanya ketekunan serta suguhan yang demikan yang ia miliki. Namun acap kali orang melihat sebelah mata dan mencari celah untuk mencemooh serta menduga hal yang tak semestinya.
      Perihal tersebutlah yang sering kali membuat pegawai Nyonya Titi merasa iri hati karena merasa Tuan Gedibal sanggup membegal peran, mereka merasa dilangkahi karena perannya diambil alih secara sepihak, bahkan Nyonya Titi lebih percaya pada Tuan Gedibal dibanding pada anaknya sendiri. Banyak pegawai Nyonya Titi yang menggunjingkan nya, dia sengaja ngantor pagi-pagi agar terhindar dari urusan rumah. Namun dia tidak pernah dikukuhkan sebagai asisten pribadi, tapi perannya melebihi itu semua. Tak ada yang bisa menggugat.
      Unsur Etika ditampakkan secara jelas dalam beberapa perilaku yang di tunjukkan oleh tokoh Tuan Gedibal ini, seperti:
      “Tuan Gedibal selalu tiba di kantor paling pagi. Dia duduk di lobi dekat pintu sambil menunggu datangnya pimpinan. Ketika melihat beliau datang, Tuan Gedibal dengan sigap berlari membukakan pintu mobil, menyalami dan mencium tangan dengan sangat sopan. Seperti biasa juga, meski tanpa dukungan, Tuan Gedibal membawakan tasnya.”
      ”Ketika tak ada tanda-tanda Nyonya Titi meminta sesuatu, Tuan Gedibal beranjak turun ke halaman. Tuan Gedibal segera memindahkan mobilnya, diparkir tepat di sebelah kiri mobil Nyonya Titi. Posisi ini wajib untuk setiap harinya.”
      “Tuan Gedibal selalu tiba di kantor paling pagi, bahkan lebih pagi dibanding tukang sapu. Tuan Gedibal pun pulang paling akhir seusai yang menghantarkan kepulangan Nyonya Titi.”
      “Tiba-tiba sal yang melilit di leher Nyonya Titi ujungnya jatuh ke meja, bibir bibir piring. Tuan Gedibal meraihnya dengan sopan dan pelan. Sal itu kembali dililitkan ke leher sang perempuan. Ada beberapa butiran nasi yang jatuh dekat piring. Tuan Gedibal memunguti dan meletakkan di atas tisu.”
      Jika keindahan sastra terkandung dibalik huruf-huruf yang tampak, Aspek estetika yang jauh lebih penting ditimbulkan melalui keseimbangan antarunsur karya, Umpan dalam puisi, dialog dan improvisasi dalam drama, nada dan irama suara tukang cerita dalam dongeng. Secara fisik, aspek estetika paling jelas melalui kover buku. Maka, Tuan Gedibal memiliki Estetika yang timbul dalam tabir perilaku hormat serta kesetiaan terhadap petingginya, Nyonya Titi.
      Pengarang mencawiskan cerita dengan sangat matang dan indah, penuh makna serta kuat eksistensinya dalam dunia sebenarnya. Namun ending cerita yang terlihat menggantung jika hanya disajikan sedemikian rupa. Saya sebagai pembaca, ingin mendapat ending yang lebih klimaks dan di luar persangkaan umumnya. Saya menaruh sedikit juriga dengan tokoh Tuan Gedibal. Apakah benar Nyonya Titi meninggal bukan karena ulah Tuan Gedibal? Mengapa ketika Nyonya Titi tampak menegang dan sepasang mata di balik kaca mata nampaknya melebar Ia berujar “Maafkan saya, Ibu….” ?

    • Author gravatar

      Analisis Estetika Cerpen “Tuan Gedibal”
      Tuan Gedibal merupakan seseorang yang tidak memiliki jabatan penting namun Tuan Gedibal sangat pemberani. Dia bukanlah orang sembarangan. Dia orang yang selalu duduk disamping orang-orang penting. Tuan Gedibal selalu tiba di kantor paling pagi.  Dia selalu duduk di lobi dekat pintu untuk menunggu datangnya pimpinan.  Ketika mengetahui beliau datang, Tuan Gedibal dengan sigap dan berlari membukakan pintu mobil, menyalami dan mencium tangan dengan sangat sopan. Seperti biasa juga, meski tanpa diminta, Tuan Gedibal membawakan tasnya. Pimpinan yang sekaligus pemilik perusahaan ini bernama Nyonya Titi,  dia sudah tua. Tuan Gedibal pun mengulurkan lengan  jika Nyonya Titi memerlukan bantuan  ketika naik trap di lobi.
      Ada nilai estetika pada penggunaan kalimat “Ketika mengetahui beliau datang, Tuan Gedibal dengan sigap berlari membukakan pintu mobil, menyalami dan mencium tangan dengan sangat sopan. Seperti biasa juga, meski tanpa diminta, Tuan Gedibal membawakan tasnya.” Penggunaan kata sigap berlari merupakan bentuk rasa semangat pelaku yang membuat cerpen semakin hidup.
      Nyonya Titi pun berhenti sejenak dari mengunyah yang ia lakukan. Dengan pelan dia mengalihkan pandangan ke Tuan Gedibal. Ada pandangan yang tidak biasa di bola  mata Nyonya Titi. Kemudian Nyonya Titi pun tersenyum. Tuan Gedibal membalas senyumnya. Pandangan mereka bertemu beberapa saat. Tak ada suara. Tiba-tiba sal yang melilit di leher Nyonya Titi ujungnya jatuh ke meja, menyentuh bibir piring. Tuan Gedibal meraihnya dengan sopan dan pelan. Sal itu kembali dililitkan ke leher sang perempuan. Kedua tangan Nyonya Titi tetap memegang sendok dan garpu. Bola matanya bergerak-gerak lembut, mengarah ke wajah Tuan Gedibal yang tepat di depannya.
      Terdapat nilai estetika pada penggunaan kalimat “Dengan pelan dia mengalihkan pandangan ke Tuan Gedibal. Ada pandangan lain di bola  mata Nyonya Titi.” “Bola matanya bergerak-gerak lembut, mengarah ke wajah Tuan Gedibal yang tepat di depannya.” Pada dua kalimat tersebut menunjukkan reaksi Nyonya Titi yang ditujukan kepada Tuan Gedibal secara langsung.

    • Author gravatar

      Analisis bentuk dan isi cerpen Tuan Gedibal
      Bentuk Unsur Intrinsik
      Tema : Seseorang yang gila jabatan
      Tokoh dan watak : Tuan Gedibal, Nyonya Titi, Sofia
      Alur : Mundur
      Latar : Perusahaan
      Gaya bahasa : Mudah dipahami
      Amanat : Sebuah pekerjaan memang penting. Apalagi memiliki kedudukan atau jabatan. Hal demikian adalah wajar apabila seseorang tersebut memperolehnya dengan cara elegan, dan berlandaskan kepada etika dan moral. Seorang yang memiliki jabatan harus memiliki sikap amanah dan tanggung jawab kepada siapapun untuk memberikan kesejahteraaan bagi semua.
      Isi Cerpen
      Cerpen Tuan Gedibal bertema tentang seseorang yang gila jabatan. Kisah ini bertempat di suatu perusahaan dengan seorang pimpinan perempuan yang sudah lanjut usia. Ada beberapa tokoh di dalah kisah Tuan Gedibal. Diantaranya, Tuan Gedibal atau Hanibal sebagai tangan kanan pimpinan perusahaan, Nyonya Titi merupakan pimpinan perusahaan, dan Sofia sebagai kepala keuangan di dalam perusahaan tersebut. Cerpen Tuan Gedibal ini menggunakan alur mundur. Di dalam kisah ini pula, yang gila jabatan adalah Tuan Gedibal. Tuan Gedibal sering sekali melangkahi tugas staf dan karyawan perusahaan dalam hal kepentingan perusahaan. Tuan Gedibal sering sekali mengambil alih tugas-tugas para pekerja yang ada di perusahaan Nyonya Titi. Sofia selaku kepala keuangan perusahaan sering sekali membanding-bandingkan Tuan Gedibal dengan anak dari Nyonya Titi sendiri. Lelaki tersebut sering meminta Sofia untuk tanda tangan dalam urusan keuangan. Tuan Gedibal adalah seseorang yang sangat tepat waktu mengenai pekerjaan. Lelaki itu selalu datang lebih awal dari tukang sapu. Tuan Gedibal juga selalu melayani pimpinan perusahaan. Hal tersebut dilakukan agar terhindar dari urusan rumah.

    • Author gravatar

      cerpen Tuan Gedibal

      Bentuk Unsur Intrinsik dari cerpen ini adalah
      Tema: Seseorang yang sangat mencintai jabatannya
      Tokoh dan watak: Tuan Gedibal, Nyonya Titi, Sofia dan karyawan -karyawan.
      Alur: Maju
      Latar tempat: Perusahaan
      Latar waktu : pagi hari
      Latar suasana : Senang
      Gaya bahasa: menarik
      Amanat: Jabatan memang sangat penting. Memberikan seluruh kerja keras untuk jabatan memang sangat bagus. Namun Jangan sampai mengorbankan diri sendiri dan orang lain.

      Isi Cerpen Cerpen Tuan Gedibal bertema tentang seseorang yang sangat mencintai jabatannya. Ia melakukan apa saja untuk mempertahankan jabatan. Jadi cerpen Tuan Gedibal berisi sebuah cerita tentang seorang laki-laki yang bekerja di suatu perusahaan dengan seorang pimpinan perempuan yang sudah lanjut usia. Ia sangat menghormati atasannya dan melakukan apapun untuknya. Tuan Gedibal sendiri sangat gila akan jabatannya sampai-sampai ia sering melangkahi tugas karyawan lain.
      Tuan Gedibal sering mengambil alih tugas- tugas para pekerja yang ada di perusahaan Nyonya Titi. Tuan Gedibal adalah
      seseorang yang sangat rajin dan tepat waktu mengenai pekerjaan. Lelaki itu selalu datang lebih awal dari tukang sapu. Tuan Gedibal juga selalu melayani pimpinan perusahaan. Hal itu ia lakukan karena terlalu gila akan jabatannya. Tuan Gedibal sendiri sudah memiliki 3 anak. Namun karena ia terlalu mementingkan pekerjaannya, ia jarang berkumpul dengan anaknya.

    • Author gravatar

      Tuan Gedibal selalu tiba di kantor paling pagi. Dia duduk di lobi dekat pintu sambil menunggu datangnya pimpinan. Ketika mengetahui beliau datang, Tuan Gedibal dengan sigap berlari membukakan pintu mobil, menyalami dan mencium tangan dengan sangat sopan. Seperti biasa juga, meski tanpa diminta, Tuan Gedibal membawakan tasnya. Pimpinan yang sekaligus pemilik perusahaan ini, Nyonya Titi, memang sudah tua. Tuan Gedibal pun mengulurkan lengan jika Nyonya Titi memerlukan bantuan ketika naik trap di lobi.

      Terdapat nilai estetika pada penggunaan kalimat “Ketika mengetahui beliau datang, Tuan Gedibal dengan sigap berlari membukakan pintu mobil, menyalami dan mencium tangan dengan sangat sopan. Seperti biasa juga, meski tanpa diminta, Tuan Gedibal membawakan tasnya.” Penggunaan kata sigap berlari merupakan bentuk rasa semangat pelaku yang membuat cerpen semakin hidup.

      Nyonya Titi berhenti sejenak dari mengunyah. Dengan pelan dia mengalihkan pandangan ke Tuan Gedibal. Ada pandangan lain di bola mata Nyonya Titi. Perempuan itu kemudian tersenyum. Tuan Gedibal membalas senyumnya. Pandangan mereka bertemu beberapa saat. Tak ada suara. Tiba-tiba sal yang melilit di leher Nyonya Titi ujungnya jatuh ke meja, menyentuh bibir piring. Tuan Gedibal meraihnya dengan sopan dan pelan. Sal itu kembali dililitkan ke leher sang perempuan. Kedua tangan Nyonya Titi tetap memegang sendok dan garpu. Bola matanya bergerak-gerak lembut, mengarah ke wajah Tuan Gedibal yang tepat di depannya.

      Terdapat nilai estetika pada penggunaan kalimat “Dengan pelan dia mengalihkan pandangan ke Tuan Gedibal. Ada pandangan lain di bola mata Nyonya Titi.” “Bola matanya bergerak-gerak lembut, mengarah ke wajah Tuan Gedibal yang tepat di depannya.” Pada dua kalimat tersebut menunjukkan reaksi Nyonya Titi pada Tuan Gedibal secara langsung.

      “Ibu…,” Tuan Gedibal, dengan gerakan reflek, menarik gelasnya. Diambilnya tisu di sebelah kiri piring. Kali ini tanpa berkata apa-apa, Tuan Gedibal mengusapkan tisu dengan lembut di sekitar mulut Nyonya Titi. Wajah Nyonya Titi tampak menegang. Sepasang mata di balik kaca mata kelihatan melebar.

      Terdapat nilai estetika pada penggunaan kalimat ”Sepasang mata di balik kaca mata kelihatan melebar.” Sama seperti kalimat sebelumnya, penulis kembali menunjukkan bahwa reaksi yang ditujukan oleh Nyonya Titi kepada Tuan Gedibal berbeda dengan karyawan lain di perusahaan.

      Beberapa saat setelah Nyonya Titi dilarikan ke rumah sakit, Tuan Gedibal menunduk lesu. Dia berharap tidak ada kabar buruk dari perempuan yang sangat dihormati itu. Bibir Tuan Gedibal menggumam-nggumam. Dia ingat bahwa suami Nyonya Titi meninggal mendadak di pangkuan beliau. Dan hari ini, Nyonya Titi jatuh merebah dan tak sadarkan diri di pangkuannya. Tuan Gedibal menengadah ke arah langit. Kali ini dia juga teringat istri dan anak-anaknya di rumah. Bibir Tuan Gedibal pun kembali bergumam….

      Terdapat nilai estetika pada penggunaan kalimat ”Beberapa saat setelah Nyonya Titi dilarikan ke rumah sakit, Tuan Gedibal menunduk lesu.” Pada kata menunduk dan lesu menunjukkan rasa secara emosional yang dirasakan oleh Tuan Gedibal.

    • Author gravatar

      Tema : Seseorang Yang Gila Pangkat
      Tokoh dan watak : Tuan Gedibal, Nyonya Titi, Sofia
      Alur : Mundur
      Latar : Kantor
      Gaya bahasa : Mudah dimengerti
      Amanat : Mengutamakan sebuah pekerjaan memanglah baik, namun jika berlebihan dan mengharapakn suatau blasan akan berakibat buruk. Dan hal yang paling utama dan terpenting adalah keluarga, karena keluarga adalah segalanya. Jangan pernah abaikan keluarga seburuk apapun kondisinya.

      Pada artikel yang berjudul “Tuan Gedibal” karya M.Shoim Anwar, di dalamnya menceritakan tentang kisah Tuan Gedibal dan Nyonya Titi. Kisah ini bertempat di sebuah kantor. Tuan Gedibal mempunyai nama asli Hanibal, Tuan Gedibal merupakan seseorang yang dipercayai atau menjadi tangan kanan dari Nyonya Titi. Tuan Gedibal sangat menghormati dan tunduk pada Nyonya Titi, apapun ynag diinginkan dan diminta oleh Nyonya Titi langsung dilakukan. Tetapi Tuan Gedibal melakukan itu semua dikarenakan tidak betah tinggal di rumah, dengan alasan karen ketiga anaknya cacat dan istri sibuk mengurus ketiga anaknya. Tuan Gedibal selalu berangkat paling awal dan pulang paling akhir, karena menghindar agar tidak mengurus anaknya. Nyonya Titi juga sangat menyegani kerja keras yang dilakukan Tuan Gedibal selama ini. Nyonya Titi sudah menggap Tuan Gedibal sebagai keluarganya bukan sebagai pelayannya. Nyonya Titi juga merupakan seorang yang pekerja keras mengurus kantornya dan semua karyawannya seorang diri. Karena suaminya telang meninggal dunia saat berada di pangkuannya. Sejak saat itu Nyonya Titi bangkit dan mrnjalankan semua pekerjaan yang ada sendiri, dan Nyonya Titi membuktikan pada semuanya bahwa dia bisa untuk menjalankan ini semua. Pada akhir kisah Nyonya Titi meninggal dunia pada saat berada dipangkuan Tuan Gedibal.

    • Author gravatar

      Analisis bentuk dan isi Tuan Gedibal Karya M. Shoim Anwar

      Tuan Gedibal merupakan suatu karya yang menggelitik untuk dinikmati. Dari segi judul, pembaca diberi kesempatan untuk menebak dan memaknainya. Kata tuan yang menurut KBBI berarti orang tempat mengabdi atau bisa juga disebut kepala. Namun, kata tersebut disandingkan dengan kata gedibal, yang menurut bahasa jawa berarti debu, lumpur yang menempel di alas kaki dan merupakan konotasi untuk kalangan bawah. Sebuah hal yang kontras yang disajikan judul dalam karya tersebut. Tentu banyak pertanyaan mengapa judulnya demikian, maka kita perlu membedah isi dari karya tersebut secara keseluruhan untuk mengetahui makna terseurat dan tersirat dalam judul tersebut.
      Makna tersirat dalam judul tersebut dapat kita temukan makna tersuratnya dalam cerita. Cerpen Tuan Gedibal, telah terjabarkan dalam kalimat pertama yang berbunyi Melihat sepak terjangnya, meski tidak memiliki jabatan penting, Tuan Gedibal bukanlah orang sembarangan . kalimat tersebut memberikan arti bahwa lahir sebuah pertentangan dari kata jabatan penting dengan kata bukan orang sembarangan. Bahwa bukan jabatan yang menjadi dihormati melainkan ada faktor lain. selain itu, pertentangan terus dihadirkan dalam kaimat Dia tidak pernah dikukuhkan sebagai asisten pribadi, tapi perannya melebihi itu semua. Seolah gambarn yang sedang diajukan adalah bahwa jabatan merupakan sebuah formalitas, namun kepercayaan telah diberikan dengan alasan lain.
      Tuan Gedibal memiiki sikap yang rajin dan selalu berkenan mengerjakan pekerjaan yang bahkan bukan tugasnya, itu dilakukan karena ingin menyenangkan hati Nyonya Titi yaitu pimpinan di perusahaannya, salah satunya dalam percakapan :
      Itu bunganya kok belum disirami Nyonya Titi berhenti sambil melihat lihat pot
      nanti saya sirami, ibu jawab Tuan Gediballl sembari menunduk nunduk.
      Ia selalu sigap untuk membukakan pintu mobil, mencium tangan di sopan, dan mengulurkan tangan ketika Nyonya Titi membutuhkan bantuan naik ke trap di loby. Selain itu, Tuan Gediba juga selalu mengantar Nyonya Titi sampai di ruanganya, dan menemaninya agar dapat membantu Nyonya Titi bila memerlukan bantuan. Sikap rajin dan sigap itu membuat pegawai lain merasa terbantu namun juga merasa dilangkahi. Itu juga merupakan perasaan kontras yang dirasakan oleh karyawan Nyonya Titi.
      Di sisi lain, Tuan Gedibal juga memiiki misteri yang tidak terpecahkan mengenai aasan mengapa Tuan Gedibal tiba di kantor paling pagi, dan pulang paling akhir seusai mengantarkan Nyonya Titi. Kecurigaan karyawan yang menganggapnya berangkat paing pagi untuk menghindari pekerjaan rumah. Ketiga orang anaknya mengalami keainan, dan istrinya yang merawat ketiga anaknya. Kebiasaan Tuan Gedibal membaca kra di loby, menghisap rokok di teras seusai sarapan dan pulang paing akhir, menajdi alasan dia tidak dipanggil Hanibal yang merupakan nama aslinya, tetapi justru dipanggil Tuan Gedibal.
      Suami Nyonya Titi merupakan serang yang pekerja keras, namun ia meninggal mendadak di pangkuan Nyonya Titi. Karena adanya kepercayaan yang diberikan oleh Nyonya Titi kepada Tuan Gedibal sering ada gunjingan bahwa ia akan dipilih sebagai pengganti. Meski memiliki jabatan sebagai Pemimpin, Nyonya Titi tidak pernah menganggap Tuan Gedibal sebagai pelayan ketika ditemani dan dilayani oleh Tuan Gedibal. Tuan Gedibal sendiri tidak ingin makan bersama dengan pimpinannya, karena takut tidak dapat melayani pimpinannya. Sebegitu mengabdinya seorang Tuan Gedibal kepada Nyonya Titi. Namun di hari itu kejadian tidak terduga terjadi, Nyonya Titi tersedak dan jatuh pingsan. Terdapat kekhawatiran pada hati Tuan Gedibal, takut sesuatu yang sama terjadi kepada suami Nyonya Titi akan terjadi kepada Nyonya Titi.
      Cerpen Tuan Gedibal mengangkat tema pertentangan mengenai hal yang dianggap umum oleh masyarakat namun tidak terjadi pada perusahaan yang dipimpin oleh Nyonya Titi, serta kepercayaan yang diberikan kepada Tuan Gedibal yang memiiki sikap yang kontras antara penampilan dan peran pentingnya dalam perusahaan. Tuan Gedibal memiliki sikap penyesuaian yang luar biasa, ketika bersama pimpinan dia sangat sopan dan melayani dengan sepenuh hati. Namun, ketika tidak bersama pimpinan dia sangat berwibawa, seperti pada kalimat Dan lihatah, ketika tidak berdekatan dengan pimpinannya, Tuan Gedibal berjaan sangat tegap dengan dada ditarik ke depan. Bunyi irama sepatunya teratur mengiringi langkah.
      Beberapa pesan yang disamapaikan pada teks adalah untuk tidak melihat orang dari jabatannya, melainkan dari peran dan pengabdiannya. Tuan Gedibal membawa pesan yang penting, karena telah menjadi contoh bahwa kejujuran dan kesetiaan dalam mengabdi kepada Nyonya Titi membawanya pada peran yang sangat penting dan menajdi orang kepercayaan Nyonya Titi. Ia tidak peduli dengan pemikiran orang tentang dirinya, dia hanya tahu bahwa dia memiliki tanggung jawab terhadap pekerjannya. Pesan lain yang disampaikan adalah mengenai hati dan keberhasilan, bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan hati maka akan menuai keberhasilan. Seperti yang disampaikan pada Nyonya Titi pada saat ditanyai mengapa tidak melibatkan anak anaknya dalam perusahaan seperti dalam kalimat anak anak memilih proofesi lain. Yang satu jadi dosen, satunya lagi di luar negeri. Pekerjaan itu urusan hati. Bukan urusan pikiran semata. Kalau hatinya tidak di sana, tak akan berhasil. Terlebih ketika Nyonya Titi menanyakan pada karyawannya yang perempuan mengenai memillih suami hati apa suami pikiran?. Dalam ha tersebut pesan yang disampaikan mengenai bahwa suami hati yaitu mencintai dengan hati, sedangkan suami pikiran diperhitungkan untung ruginya. Lalu beliau juga menanyakan kepada karyawan laki-lakinya mengenai, memillih pekerjaan apa memilih caon istri?. Nyonya Titi menjawab sendiri dengan kalimat kalau anda memillih pekerjaan, anda mendapatkan calon istri, tapi kalau anda memilih calon istri, anda tidak mendapat pekerjaan. Betul…? pikirkan itu!. Dalam kaimat itu pesan tersirat adalah bahwa laki laki harus mampu mengurusi dirinya terlebih dahulu sebelum memilih calon istri, karena ketika dia tidak memiliki pekerjaan, maka dia tidak akan mampu mengurusi dirinya, bertanggung jawab atas dirinya dan kebutuhannya. Lau bagaimana dia akan bertanggung jawab atas istrinya dan juga anak-anaknya?.
      Begitu pentingnya melakukan sesuatu dengan hati, bukan hanya dengan pikiran. Karena Tuan Gedibal dipercaya dikarenakan hatinya yang tulus. Kejahatan dillakukan karena hati seseorang cenderung pada keburukan. Kejahatan terjadi karena tidak adanya simpati dan empati kepada orang lain, termasuk kepada korbannya. Seseorang yang baik hatinya, dia akan lebih banyak mempertimbangkan kebaikan dari pada keburukan. Dengan kebaikan hati dan keterlibatannya hati, maka akan lebih mudah dan ringan untuk menolong orang lain. Dengan kebaikan hati, maka akan banyak kebaikan yang diterima oleh dirinya sendiri, karena sebenarnya kebaikan yang kita buat adalah untuk kebaikan diri kita sendiri, pun sebaiknya kejahatan atau keburukan yang kita perbuat maka akan kembai ke kita. Maka balasan kebaikan atau keburukan yang kita inginkan, pilihannya ada di tangan kita sendiri.

    • Author gravatar

      Cerpen yang ditulis oleh pengarang disodorkan pada pembaaca adalah dalam bentuk teks. Dalam cerpen tersebut cerita digambarkan mengambang yang membuat pembaca menerka-nerka siapa sebenarnya “Tuan Gedibal”. Karakter yang ditulis pada cerpen sangat mencolok diperlihatkan melalui definisi gerak-gerik dan kata-kata pada setiap tokoh. Cerpen ini disajikan dengan teks-teks yang begitu implisit tetapi menarik pembaca bukan dari judulnya melainkan dari isi ceritanya.

      Dalam cerpen yang berjudul “Tuan Gedibal”, dilihat dari judulnya pembaca sudah menerka bahwa ia adalah tokoh utama dan subjek dari cerpen tersebut. Tema yang tertuang dalam cerpen ini mengusung tentang budi pekerti dimana kebaikan seseorang, seseorang yang begitu rajin dan orang yang bisa menempatkan dirinya dengan lebih memahami dimana posisi ia berada. Ada beberapa teks yang menunjukkan perilaku Tuan Gedibal yang merupakan orang baik dengan perilakunya yang sopan, memapah Nyonya Titi yang merupakan atasannya, para staff dan sekretaris yang merasa terbantu atas kedatangan tuan Gedibal serta pada saat Nyonya Titi yang jatuh pingsan di pangkuan Tuan Gedibal . Kesopanan Tuan Gedibal juga terlihat pada teks cerlen tersebut yaitu pada saat ia selalu datang lebih pagi saat bekerja. Perilaku tuan Gedibal yang dapat menempatkan dirinya juga terlihat pada teks dalam cerpen ini pada saat tidak ada Nyonya Titi di sampngnya, Tuan Gedibal berjalan sangat tegap dengan dada ditarik ke depan pada saat ia hendak menuju mobil yang akan dinaikinya. Berbeda pada saat ia sedang berada di samping Nyonya Titi, ia sangat sopan bahkan menundukkan kepalannya saat berbicara dengan atasanya tersebut.

    • Author gravatar

      Analisis bentuk dan isi cerpen Tuan Gedibal Bentuk Unsur Intrinsik 

      Tema: Seseorang yang gila jabatan Tokoh: Tuan Gedibal, Nyonya Titi, Sofia 

      Alur: Mundur 

      Latar: Perusahaan 

      Gaya bahasa: Mudah dipahami

      Amanat: Jabatan memang sangat penting. Memberikan seluruh kerja keras untuk jabatan memang sangat bagus. Namun Jangan sampai mengorbankan diri sendiri dan orang lain. 

      Isi cerpen: tuan gedibal memiliki nama asli “Hanibal”. Tuan gedibal adalah tangan kanan dari Nyonya Titi. Tuan gedibal sangat menghormati dan tunduk kepada nyonya titi, itu dikarenakan tuan gedibal tidak betah berada di rumah, dengan alasan ketiga anaknya yang cacat dan istrinya yang sibuk mengurus anaknya saja. Tuan gedibal berangkat paling awal dan pulang paling akhir itu dilakukan karena ingin menghindar agar tidak mengurus anak anaknya yang cacat. Nyonya titi sudah menganggap tuan gedibal sebagai keluarganya bukan sebagai pegawainya lagi. Nyonya titi juga seorang yang pekerja keras mengurus kantornya dan karyawannya seorang diri.

    • Author gravatar

      Nama : Lely Virma Karuniya
      Nim : 185200039
      Prodi : PBI 2018 A

      TUAN GEDIBAL
      Karya: M. Shoim Anwar
      Tema: Seseorang yang Tergila jabatan
      Tokoh dan watak: Tuan Gedibal (disiplin dan pekerja keras), Nyonya Titi (ramah dan pekerja keras), Sofia (penurut dan selalu merasa dikalahkan oleh Tuan Gedibal), Karyawan-karyawan.
      Alur: Mundur
      Latar: Perusahaan
      Gaya bahasa: Menarik dan mudah dipahami
      Amanat: Mengejar jabatan hanya akan mengurangi niat ikhlas dalam bekerja. Saat seseorang melakukan suatu pekerjaan dengan harapan mendapat jabatan tertentu, maka hidupnya akan dipenuhi oleh kesulitan. Karena semua selalu dinilai oleh materi atau apa yang telah didapatkan dari pekerjaan ini dan itu. Saat tidak mendapat imbalan yang sepadan, ia menggerutu (kehilangan keikhlasan). Itulah tanda seseorang telah kehilangan orientasi hidup.

      Estetika dalam cerita pendek Tuan Gedibal dapat dipahami melalui penggunaan bahasa. Energi bahasa digunakan sebagai kekuatan untuk mengungkapkan sesuatu secara implisit. Pemanfaatan bahasa itu terkait keindahan yang menyimpan makna cukup dalam. Sikap disiplin yang dimiliki Tuan Gedibal suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjuk ketaatan dan kepatuhan.
      Karena sudah menyatu dalam dirinya. Maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban. Bahkan sebaliknya, akan membebani dirinya jika bila mana ia tidak berbuat sebagaimana lazimnya. Nilai-nilai kepatuhan dan ketaatan sudah menjadi bagian perilaku dalam kehidupan Tuan Gedibal yang digambarkan penulis melalui tokoh Tuan Gedibal demikian cukup memikat.
      Pesona senyum, nada romantis suaranya, pembelaan dan pujiannya. Pandangannya yang tegas menantang, karisma, cerdas, serta berperilaku yang terpuji. Di dalam cerita pendek Tuan Gedibal ini sudah terlihat jelas nilai etika sangat penting bagi manusia karena disitulah letak kemanusiaan seorang manusia.
      Penulis juga menampilkan perempuan yang cerdas dan memiliki soft skill yang baik. Estetika yang digambarkan penulis melalui tokoh Nyonya Titi demikian juga cukup memikat. Nyonya Titi digambarkan wanita yang ramah dengan siapapun bahkan dengan para karyawannya sendiri. Ia tidak membedakan antara pemimpin dengan karyawan. Bahkan, Nyonya Titi lebih percaya pada Tuan Gedibal dibanding pada anaknya sendiri.
      Lelaki itu bahkan dipercaya mengambil uang dari para rekanan yang merupakan salah satu karyawannya. Nyonya Titi selalu minta ditemani Tuan Gedibal di ruang khusus. Bahkan, ia mengajak Tuan Gedibal untuk makan bersamanya.Pandangan Nyonya Titi sebentar-sebentar diarahkan ke Tuan Gedibal. Di dalam cerita pendek ini juga terdapat keindahan moral yang ditunjukkan pada sikap Tuan Gedibal yang sangat peduli dengan Nyonya Titi. Terdapat pula keindahan susila, yang ada pada diri Tuan Gedibal sosok yang sangat ramah dan sopan terhadap Nyonya Titi. Begitupun Nyonya Titi yang sangat ramah juga kepada para karyawannya.

    • Author gravatar

      Tema : Penggila jabatan
      Tokoh dan watak : Tuan Gedibal, Nyonya Titi, Sofia
      Alur : mundur
      Gaya bahasa : simile gaya bahasa yang menyandingkan suatu aktivitas dengan suatu ungkapan
      Amanat                       : pekerjaan dan memiliki pangkat memanglah boleh, itu hal wajar disemua pekerjaan.  Tetapi semuanya harus seimbang, jangan terlalu memfokuskan satu hal nanti akan berakibat buruk, apalagi mengorbankan keluarga, itu sudah sangat kelewatan.

      Isi cerpen

      Cerpen Tuan Gedibal menceritakan tentang seorang yang menggilai pangkat. Berkisah di perusahaan yang dipimpin oleh nyonya yang sudah lansia, ada beberapa tokoh yang bermain di cerpen ini yaitu
      1. Tuan Gedibal atau Hanibal sebagai tangan kanan pimpinan perusahaan,
      2. Nyonya Titi direktur perusahaan/ pimpinan
      3.  Sofia kepala keuangan di dalam perusahaan.

      Cerpen ini beralur mundur, kisahnya ini memfokuskan pada Tuan Gedibal yang gila akan jabatan tinggi. Tuan Gedibal sering mengambil alih tugas semua karyawan yang ada di perusahaan, jadi dia seolah-olah bisa menangani semua pekerjaan. Dan ada Sofia yang lebih percaya kepasa Tuan Gedibal daripada anak pemilik perusahaan, karena di pandangan orang-orang, Tuan Gedibal lebih menghargai waktu dan pekerjaan. Jadi dia selalu datang tepat waktu, sampai-sampai pelayan pun kalah cepat datangnya. Dan alasan kenapa Tuan Gedibal melakukan itu, karena agar dia tidak mau mengurus keluarganya.

    • Author gravatar

      Estetika dalam cerpen yang berjudul Tuan Ganibal karya M. Shoim Anwar sangat luar biasa. Dari segi penyajian cerita nampak apik. Bisa dilihat dari pemilihan diksi ataupun yang lainnya. Dari cerpen Tuan Ganibal kita dapat mengambil hikmah atau nilai yakni kedisiplinan dalam pekerjaan itu penting. Tidak ada yang perlu dipaksakan dalam setiap melakukan pekerjaan. Meski banyak orang yang tidak menyukai. Tapi anggaplah itu sebagai motivasi untuk berkembang ke arah yang lebih baik.

    • Author gravatar

      Tema : HAUS JABATAN
      Tokoh : Tuan Gedibal, Nyonya Titi, Sofia, karyawan
      Watak : Tian Gedibal (pekerja keras)
      Nyonya Titi (ramah), Sofia ( penurut)
      Alur : Mundur
      Latar : perusahaan Nyoya Titi
      Gaya bahasa : gaya bahasa mudah dipahami
      Amanat  : jabatan dalam pekerjaan memang perlu, tetapi tidak akan ada jabatan yang baik atau pangkat tanpa doa keluarga. Tetap sayangi keluarga meski kita memiliki jabatan atau pangkat yang tinggi, jangan seperti kacang lupa kulitnya. Kita harus bisa membagi waktu mana pekerjaan dan mana waktu untuk bersama keluarga

      -Isi cerpen-

      Cerpen Tuan Gedibal, didalam cerpen ini menceritakan tentang seorang laki-laki yang menggilai jabatan. Di perusahaan yang dipimpin oleh nyonya Titi, beliau sudah lansia. Serta ada beberapa tokoh lain didapam cerpen ini yaitu:
      Tuan Gedibal atau Hanibal yang berperan sebagai tangan kanan pimpinan perusahaan. Nyonya Titi berperan sebagai direktur perusahaan/ pimpinan. Lalu ada Sofia sebagai kepala staff keuangan di dalam perusahaan tersebut.

      Alur mundur pada cerpen ini mengisahkan seorang laki-laki yaotu Tuan Gedibal yang sangat gila akan jabatan dan pangkat tinggi. Iapun sangat sering mengambil alih tugas para karyawan perusahan yang seharusnya itu bukan pekerjaan Tuan Gedibal. TUAN gedibal bertidak seperti itu agar Nyonya Titi melihat ia menjadi seolah-olah bisa menangani semua pekerjaan di perusahaan miliknya . Namun Tuan Gedibal memiliki sifat yang baik yaitu tepat waktu, maka Sofia pun sangat percaya dengannya, sofia pun lebih percaya kepada Tuan Gedibal ketimbang anak Nyonya Titi. Ternyata perilaku yang sangat disiplin bahkan menjadi orang yang datang pertama kali di perusahan memiliki alasan yaitu ia tidak ingin mengurusi rumah tangganya atau keluarganya karena ia harus mengejar jabatan atau mencari muka kepada Nyonya Titi. Karena hal itu ia rela tak mengurus keluarga.

    • Author gravatar

      Dalam cerpen Tuan Gedibal. dia adalah orang kepercayaan dari bos atau tangan tangan kanan dari bos nya. Dia sangat sigap dalam melakukan pekerjaanya . Di sini saya ada pemahaman makna secara tebakan atau teka teki terhadap makna teks tersebut.
      Kisah tuan gedibal di dalam keluarga cukup mengejutkan di dalam cerpen tersebut, karena anak-anaknya yang memiliki kelainan. Sebenarnya nama asli tuan gedibal adalah hanibal karena tampilan dan kebiasaannya itu dia di juluki tuan gedibal. Di dalam cerpen “ tuan gedibal” ada sebab dan akibat kenapa tuan gedibal ke kantor paling pagi dan pulang paling malam karena menghindari keluarganya.
      “dia ingat bahwa suami nyonya titi meninggal mendadak di pangkuan beliau. dan hari ini, nyonya titi jatuh merebah dan tak sadarkan diri di pangkuannya”. Dalam teks tersebut seketika pengarang memberi makna kepada pembaca bahwa yang membunuh suami nyonya titi adalah tuan gedibal. Di sini saya menguraikan perluasan makna teks dan mencari pemahaman makna secara tebakan atau teka teki terhadap makna teks secara keseluruhan.

    • Author gravatar

      Tema : Seseorang yang gila jabatan

      Tokoh dan watak :Tuan Gedibal, Nyonya Titi, Sofia

      Alur : Maju mundur

      Latar tempat : Perusahaan / kantor

      Latar Waktu : Pagi hari siang hari

      Latar suasana : Senang , sedih

      Gaya bahasa : menggunakan kalimat yang mudah dipahami dan terdapat amanat yang terkadung didalam cerpen tersebut

      Amanat : janganlah menjadi gila akibat pekerjaan. dan bekerja keraslah semampummu dan jangan sampai mengorbankan orang orang sekitar mu , jangan suka mencari muka di depan bos dan itu akan membuat rekan kerjamu akan membenci kamu

      Cerpen yang berjudul Tuan Gedibal yang ditulis oleh M. Shoim Anwar memiliki cerita yang unik beliau menceritakan bahwa ada seseorang yang gila jabatan hingga menggorbankan semua hal sampai orang terdekat nya semua membenci dia. mereka membenci tuan genibal dikarenakn tuan gedibal suka sekali mencari muka didepan tuan titi dan melakukan tugas yang seharusnya bukan dia kerjakan namun dia kerjakan. itulah yang membuat orang orang kantor membencinya , keluarganya pun sering dilupakan oleh tuan gedibal. namun disisi lain dia sangat mengghormati atasanya yang bernama nyonya titi. Dia termasuk seseorang yang sangat tepat waktu dan kerja keras

    • Author gravatar

      Nama : Lilik Puspita Rani
      Nim : 185200048
      Prodi : PBI 2018 A
      Analisis bentuk dan isi cerpen Tuan Gedibal

      Bentuk Unsur Intrinsik

      Tema : Seseorang yang gila jabatan atau kedudukan dalam suatu perusahaan.

      Tokoh dan watak : – Tuan Gedibal : pekeja keras, memiliki ambisi yang tinggi

      – Nyonya Titi : baik hati

      – Sofia : penurut

      – Karyawan lain : baik

      Alur : maju

      Latar tempat, waktu, suasana : perusahaan, pagi hari, senang

      Gaya bahasa : mudah dipahami

      Amanat : kedudukan dalam suatu perusahaan sangatlah penting, namun jangan sampai kita mengambil alih pekerjaan orang lain untuk kepentingan kita sendiri.

      Isi Cerpen

      Cerpen ini menceritakan tentang kisah Tuan Gedibal yang memiliki nama asli Hanibal. Tuan Gedibal adalah seseorang yang rajin dan pekerja keras, setiap hari ia datang lebih awal dan selalu mengerjakan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu. Namun dibalik semua itu, Tuan Gedibal tidak mau mengurusi keluarganya. Ia lebih mementingkan pekerjaannya daripada keluargnya. Sementara itu Nyonya Titi menganggap Tuan Gedibal seperti keluarganya sendiri, bukan hanya sebatas karyawan biasa.

    • Author gravatar

      Pengarang menceritakan tentang seorang tokoh sentral yakni Tuan Gedibal. Dikisahkan mulai dari tingkah laku, karakteristik, kebiasaan, hingga rasa kehormatan serta kesetiaan terhadap Nyonya Titi selaku pemilik perusahaan tempat Tuan Gedibal bekerja. Perilaku demikian yang menjadi sentrum dalam cerpen ini, pembuktian dapat dilihat dari permulaan cerpen hingga cara pengarang mengakhiri kisah dalam cerpen nya.
      Kisah yang dituangkan pengarang sangatlah relevan dengan kehidupan sebenarnya. Penuh dengan kisah moral dan tersirat juga beberapa etika yang tak jarang orang bisa melakukannya, selayaknya Tuan Gedibal. Seperti yang kita ketahui, pada umumnya estetikalah yang tersubordinasikan terhadap etika dan logika. Artinya, suatu benda disebut indah apabila juga mengandung nilai etika dan logika. Apakah pembaca sudah dapat menebak letak estetika yang saya maksudkan dalam cerpen Tuan Gedibal ini? Jika kalian belum menemukannya, mari lanjut ke pembahasannya.
      Seperti pertanyataan diatas, estetikalah yang tersubordinasikan terhadap etika. Artinya suatu benda disebut indah juga mengandung nilai etika (moral). Jika estetika dibandingkan dengan etika, maka etika yang berkaitan dengan nilai yang berkaitan dengan baik-buruk, sedangkan estetika yang berkaitan dengan indah-jelek. Estetika sastra adalah aspek-aspek yang terkandung dalam sastra. Pada umumnya, aspek keindahan sastra didominasi oleh gaya bahasa. Keindahan bahasa tidak terkandung dalam keindahan bentuk huruf melainkan dalam isinya.
      Dikaitkan dengan sifat-sifat dasar yang dimilikinya, demikian juga relevansinya dalam kehidupan bermasyarakat, maka estetika, etika, dan logika disebut sebagai trilogi indah-baik-benar. Sebagai aktivitas kreatif yang didominasi oleh imajinasi, karya sastra juga menampilkan nilai logika. Secara intrinsik setiap karya sastra adalah entitas yang cukup diri, dihasilkan oleh subjek kreator, dalam ruang dan waktu tertentu. Karya sastra dengan logika tampak lebih dekat dalam karya sastra lama, sama halnya dengan hubungan karya sastra dengan etika. Karya sastra tidak secara keseluruhan merupakan imajinasi. Banyak unsur karya sastra yang bersifat logis, bahkan benar dalam pengertian sesungguhnya, sebagai kebenaran pembuktian.
      Tuan Gedibal bukanlah seorang yang berpendidikan tinggi dan memiliki keterampilan seperti pegawai Nyonya Titi yang mampu bekerja extra serta membantu menghasilkan pendapatan yang tinggi untuknya. Tuan Gedibal hanya seorang kepala rumah tangga yang memiliki tiga orang anak yang memiliki kelainan serta seorang istri yang tak berpenghasilan karena sibuk mengurus ketiga anaknya, ia hanya mempu memberikan tenaga dan kesetian yang tinggi terhadap Nyonya Titi yang mana hal tersebut tak mampu diberikan oleh pegawai yang lain. Seperti pada realitanya, ada beberapa orang yang mimilih menyugukan rasa hormat serta kesetiaannya dalam bekerja serta melayani seseorang tanpa pamrih karena hanya ketekunan serta suguhan yang demikan yang ia miliki. Namun acap kali orang melihat sebelah mata dan mencari celah untuk mencemooh serta menduga hal yang tak semestinya.
      Perihal tersebutlah yang sering kali membuat pegawai Nyonya Titi merasa iri hati karena merasa Tuan Gedibal sanggup membegal peran, mereka merasa dilangkahi karena perannya diambil alih secara sepihak, bahkan Nyonya Titi lebih percaya pada Tuan Gedibal dibanding pada anaknya sendiri. Banyak pegawai Nyonya Titi yang menggunjingkan nya, dia sengaja ngantor pagi-pagi agar terhindar dari urusan rumah. Namun dia tidak pernah dikukuhkan sebagai asisten pribadi, tapi perannya melebihi itu semua. Tak ada yang bisa menggugat.
      Unsur Etika ditampakkan secara jelas dalam beberapa perilaku yang di tunjukkan oleh tokoh Tuan Gedibal ini, seperti:
      “Tuan Gedibal selalu tiba di kantor paling pagi. Dia duduk di lobi dekat pintu sambil menunggu datangnya pimpinan. Ketika melihat beliau datang, Tuan Gedibal dengan sigap berlari membukakan pintu mobil, menyalami dan mencium tangan dengan sangat sopan. Seperti biasa juga, meski tanpa dukungan, Tuan Gedibal membawakan tasnya.”
      ”Ketika tak ada tanda-tanda Nyonya Titi meminta sesuatu, Tuan Gedibal beranjak turun ke halaman. Tuan Gedibal segera memindahkan mobilnya, diparkir tepat di sebelah kiri mobil Nyonya Titi. Posisi ini wajib untuk setiap harinya.”
      “Tuan Gedibal selalu tiba di kantor paling pagi, bahkan lebih pagi dibanding tukang sapu. Tuan Gedibal pun pulang paling akhir seusai yang menghantarkan kepulangan Nyonya Titi.”
      “Tiba-tiba sal yang melilit di leher Nyonya Titi ujungnya jatuh ke meja, bibir bibir piring. Tuan Gedibal meraihnya dengan sopan dan pelan. Sal itu kembali dililitkan ke leher sang perempuan. Ada beberapa butiran nasi yang jatuh dekat piring. Tuan Gedibal memunguti dan meletakkan di atas tisu.”
      Jika keindahan sastra terkandung dibalik huruf-huruf yang tampak, Aspek estetika yang jauh lebih penting ditimbulkan melalui keseimbangan antarunsur karya, Umpan dalam puisi, dialog dan improvisasi dalam drama, nada dan irama suara tukang cerita dalam dongeng. Secara fisik, aspek estetika paling jelas melalui kover buku. Maka, Tuan Gedibal memiliki Estetika yang timbul dalam tabir perilaku hormat serta kesetiaan terhadap petingginya, Nyonya Titi.
      Pengarang mencawiskan cerita dengan sangat matang dan indah, penuh makna serta kuat eksistensinya dalam dunia sebenarnya. Namun ending cerita yang terlihat menggantung jika hanya disajikan sedemikian rupa. Saya sebagai pembaca, ingin mendapat ending yang lebih klimaks dan di luar persangkaan umumnya.

    • Author gravatar

      Isi dari cerpen Tuan Gedibal yaitu menceritakan seorang pria yang berkerja dikantor, namun Tuan Gedibal adalah orang yang sangat dipercaya oleh Nyonya Titi. Bahkan untuk masalah keuangan nyonya titi selalu mempercayai Tuan Gedibal sampai-sampai semua tugas diambil alih secara sepihak oleh tuan gedibal pada saat ada nyonya titi di kantor.
      Karakter dari Nyonya Titi, sangat lembut dan baik hati. Tuan Gedibal memiliki karakter yang egois terhadap keluarganya namun berbeda karakter ketika bertemu dengan Nyonya Titi.
      Setting tempat : kantor dan rumah sakit.
      Suasana : menengangkan.
      Plot (1) pengenalan
      Melihat sepak terjangnya, meski tidak memiliki jabatan penting, Tuan Gedibal bukanlah orang sembarangan. Dia sanggup membegal peran dengan sangat jitu. Tuan Gedibal duduknya selalu dekat dengan pimpinan di ruang orang-orang terhormat. Dia tidak pernah dikukuhkan sebagai asisten pribadi, tapi perannya melebihi itu semua. Tak ada yang bisa menggugat. Ketika pimpinan tak ada di tempat dan telepon di mejanya berdering, hanya Tuan Gedibal yang berani mengangkat. Saat pimpinan datang, pesan disampaikannya dengan bahasa tubuh sangat sopan. Pimpinan manggut-manggut sambil tersenyum, bahkan tidak jarang sambil menepuk-nepuk pundak Tuan Gedibal.
      Plot (2) awal konflik
      Pimpinan yang sekaligus pemilik perusahaan ini, Nyonya Titi, memang sudah tua. Tuan Gedibal pun mengulurkan lengan jika Nyonya Titi memerlukan bantuan ketika naik trap di lobi.

      “Trimakasih,” kata Nyonya Titi sambil memegang lengan Tuan Gedibal.

      “Pagi yang cerah, Ibu,” Tuan Gedibal tersenyum.

      “Itu bunganya kok belum disirami,” Nyonya Titi berhenti sambil melihat-lihat pot.

      “Nanti saya sirami, Ibu,” jawab Tuan Gedibal sembari menunduk-nunduk.

      “Itu bukan bagianmu, Hanibal,” Nyonya Titi menyebut nama asli Tuan Gedibal .

      “Nanti saya sampaikan, Ibu.”

      “Keburu layu nanti.”

      “Siap, Ibu….”
      Plot (3) menuju konflik
      Tuan Gedibal pun pulang paling akhir seusai menghantarkan kepulangan Nyonya Titi.Tampilan dan kebiasaan itulah yang membuatnya dijuluki Tuan Gedibal. Nama asli lelaki itu Hanibal, tapi hampir tak ada lagi yang memanggil nama aslinya.
      Di tangan Nyonya Titi perusahaan ini dikendalikan. Suaminya sudah lama meninggal dan dikenal sebagai tokoh penting. Jasa-jasa suaminya juga dikenang banyak orang.
      “Dia seorang pekerja keras,” kata Nyonya Titi menceritakan suaminya kepada para karyawan pada suatu hari. “Dia meninggal secara mendadak di pangkuan saya. Secara mendadak pula saya harus meneruskan usaha ini. Dan buktinya bisa!”
      “Mengapa anak-anak tidak dilibatkan, Ibu?” tanya Tuan Gedibal.
      “Anak-anak memilih profesi lain. Yang satu jadi dosen, satunya lagi di luar negeri. Pekerjaan itu urusan hati. Bukan urusan pikiran semata. Kalau hatinya tidak di sana, tak akan berhasil.”
      “Seperti cinta, ya Bu…?” seorang karyawan lain nyeletuk.
      “Ya, betul. Coba saya tanya pada yang perempuan, Anda memilih suami hati apa suami pikiran?”
      Para karyawan perempuan saling memandang sambil tersenyum. Memikirkan pilihan dalam tanda kutip “suami hati” atau “suami pikiran”. Nyonya Titi menunggu jawaban sambil memandang satu persatu. Lama tak ada yang menjawab.
      “Baiklah, pikirkan itu!”
      “Sekarang untuk yang laki-laki,” Nyonya Titi kembali bertanya, “Anda memilih pekerjaan apa memilih calon istri?”
      Para karyawan laki-laki tersenyum-senyum, belum ada yang menjawab, termasuk Tuan Gedibal, mungkin mereka takut salah. Nyonya Titi mengentuk-ngetukkan ujung telunjuknya ke meja. Lama sekali. Akhirnya perempuan itu menjawab sendiri.
      “Kalau Anda memilih pekerjaan, Anda mendapatkan calon istri. Tapi kalau Anda memilih calon istri, Anda tidak mendapat pekerjaan. Betul…? Pikirkan itu!”
      Entah bagaimana nasib perusahaan keluarga ini sepeninggal Nyonya Titi nanti. Sering ada gunjingan dari para karyawan bahwa Tuan Gedibal akan dipilih Nyonya Titi sebagai pengganti.
      Plot (4) konflik memuncak
      Nyonya Titi tidak berkata apa-apa. Nafasnya tampak lebih kerap. Kedua tangannya bergetar memegang lengan Tuan Gedibal. Tubuh perempuan itu perlahan bergerak akan menelungkup. Tuan Gedibal dengan cepat mendekat, meraih Nyonya Titi yang wajahnya hampir menyentuh piring. Perempuan tua itu dirangkul oleh Tuan Gedibal sambil duduk. Tubuhnya merebah dan lunglai di pangkuan Tuan Gedibal.
      Sesaat setelah terdengar teriakan minta tolong, para karyawan berlarian menuju ke ruang makan. Mereka melihat Nyonya Titi tak bergerak di pangkuan Tuan Gedibal. Semua mengusahakan pertolongan dengan cepat. Beberapa saat lengan Tuan Gedibal menyanggah tubuh Nyonya Titi yang ada di pangkuannya. Dengan cepat pula pemilik perusahaan itu dibopong beberapa karyawan ke sofa. Sementara yang lain menelepon dokter dan rumah sakit untuk minta pertolongan.
      Beberapa saat setelah Nyonya Titi dilarikan ke rumah sakit, Tuan Gedibal menunduk lesu. Dia berharap tidak ada kabar buruk dari perempuan yang sangat dihormati itu. Bibir Tuan Gedibal menggumam-nggumam. Dia ingat bahwa suami Nyonya Titi meninggal mendadak di pangkuan beliau.
      Amanat : Amanat jangan pernah melupakan keluargamu, meskipun pekerjaanmu lebih menguasai hidupmu.
      Unsur estetika dalam cerpen ini dapat ditemukan pada judul yang memberikan lambang namun masih kurang jelas. Jika tidak dibaca cerita tersebut sampai tuntas. Nama Tuan Gedibal menunjukkan bukan tuan yang menjadi pelayan namun seorang pekerja sangat keras seperti layaknya pelayan pribadi.

    • Author gravatar

      Anggun Febrianti Diah Arini
      PBI 2018 A
      185200016

      1. Bentuk:
      Cerpen ditulis dalam bentuk tulisan atau teks. Penulis membuat alur cerita yang tidak dapat diprediksi bagaimana akhirnya. Pembaca akan dibuat terkejut dengan akhir cerita.
      2. Judul:
      Tuan Gedibal merupakan judul cerpen yang mengisahkan hidup seorang tangan kanan pemilik perusahaaan besar. Gedibal diambil dari kebiasaan Hanibal yang selalu pulang akhir setelah mengantarkan pimpinannya. Tuan Gedibal merupakan simbol judul yang unik dan misterius.
      3. Tema:
      Pada cerpen Tuan Gedibal memiliki tema tentang kesetiaan seseorang terhadap pimpinannya, yang tetap menemani pimpinannya dalam keadaan apapun.
      4. Tokoh:
      • Tuan Gedibal: Bernama asli Hanibal, tangan kanan, setia, tulus, sopan, sigap, dapat dipercaya. Dapat dilihat dari ” Dia tidak pernah dikukuhkan sebagai asisten pribadi tapi perannya melebihi itu semua.”
      • Nyonya Titi: Baik hati, ramah, adil.
      ” Trimakasih” kata Nyonya Titi
      “Itu bukan bagianmu, Hanibal.” kata Nyonya Titi
      • Luci: Resepsionis
      • Hangga: Sekuriti
      • Sekertaris
      • Para karyawan
      5. Isi:
      Cerpen Tuan Gedibal berisi kegiatan dan kisah hidup Hanibal. Dia menjadi tangan kanan dari pimpinannya. Kesetiaan yang dimiliki membuat pimpinannya percaya penuh pada Hanibal, terlihat ” Saat makan siang, Nyonya Titi selalu minta ditemani Tuan Gedibal di suang khusus.” Banyak para karyawan yang merasa diuntungkan karena sudah dibantu tetapi mereka tetap merasa dilangkahi oleh Tuan Gedibal. Gedibal memiliki ciri-ciri seperti pengawal atau bodyguard. Terbukti pada “Tuan Gedibal berjalan sangat tegap dengan dada ditarik ke depan.” Gedibal tetap setia dalam keadaan apapun terhadap pimpinannya.

      Dua hal positif yang dapat dicontoh. Yang pertama yaitu rasa setia dan tulus dalam bekerja. Melakukan semua pekerjaan dengan sangat maksimal, sehingga mendapatkan kepercayaan pimpinan. Yang kedua, disiplin terhadap waktu,berangkat lebih awal agar tidak terlambat dan pulang paling akhir agar tidak melewatkan hal-hal penting.

      Pesan moral yang dapat diambil yaitu, kita boleh maksimal dalam bekerja, tetapi keluarga harus tetap berada pada prioritas utama. Jangan sampai rasa kesetiaan pada pimpinan mengalahkan rasa sayang dan peduli kita terhadap keluarga sendiri. Karena sesungguhnya keluarga adalah tempat paling nyaman untuk pulang.

    • Author gravatar

      Cerpen Tuan Gedibal ditulis oleh M. Shoim Anwar dalam bentuk teks. Dari segi bentuk, cerpen ini termasuk bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil kehidupan tokoh yang paling penting dan menarik.

      Kata Gedibal berasal Bahasa Jawa, gedibal terjemahan bebasnya bisa berarti debu, lumpur yang menempel di alas kaki. Atau konotasi untuk kalangan bawah, buruh, rakyat jelata dan semacamnya.

      Dari segi judul, arti Tuan Gedibal memiliki 2 makna. Pemaknaan yang pertama, orang-orang gedibal (buruh). Dan makna yang kedua, bisa berarti orang-orang yang menempel para atasan.

      Pada cuplikan kalimat, “Tak ada rasa bersalah bagi Tuan Gedibal, bahkan ada kesan bangga seakan hanya dia yang dipercaya”. Lalu, Tuan Gedibal juga selalu datang lebih pagi dibanding tukang sapu dan pulang paling akhir seusai mengantar Nyonya Titi pulang. Dan lagi, menurut Sofia si kepala keuangan, ia merasa terkalahkan oleh Tuan Gedibal yang diberi kepercayaan untuk mengambil uang dari para rekanan.
      Membuat pembaca semakin yakin, bahwa cerita ini ditulis untuk mengisahkan buruh yang penjilat.

      Akan tetapi, pada beberapa akhir paragraf terjadi peristiwa yang membuat teka-teki. Saat Nyonya Titi makan siang dan dilayani oleh Tuan Gedibal, tiba-tiba saja Nyonya Titi diam tak mengucapkan sepatah katapun hingga sampai tak bergerak dkpangkuan Tuan Gedibal. Dan pada paragraf penutup, Tuan Gedibal bergumam memikirkan keluarganya dirumah.

      Hal ini membuat makna ganda dalam cerita, makna pertama bisa berarti seperti ucapan Nyonya Titi “Ikan laut ini enak, tapi khawatir durinya. Begitu juga filosofi hidup ini.” yang berarti hidup ini ada enak dan tidak enaknya, sekaligus menyuruh Tuan Gedibal untuk memilah durinya agar tidak sampai ikut termakan karena berbahaya. Jika begitu, ending yang disampaikan Nyonya Titi tersedak duri dan Tuan Gedibal takut jika nanti terjadi sesuatu dan yang dituduh pertama kali adalah dirinya maka karena itu ia memikirkan keluarganya dirumah.

      Pembaca juga melihat makna lain, saat Nyonya titi berkata, “Saya tidak ingin makan ditemani seorang pelayan….” dan setelah itu ia tak dapat berkata-kata lagi. Seolah Tuan Gedibal sengaja meletakkan duri pada lauk yang di makan Nyonya Titi dan sengaja tak segera memberikan minumnya agar Nyonya Titi terluka. Dan lebih mencurigakan lagi saat mengusapkan tisu pada sekitar mulut Nyonya Titi, nafasnya semakin kerap dan tubuhnya lunglai tak berdaya. Hingga semua karyawan datang membawa Nyonya Titi ke rumah sakit, Tuan Gedibal tertunduk lesu dan memikirkan keluarganya. Ia juga teringat kematian suami Nyonya Titi yang mendadak di pangkuan Nyonya. Kali ini Nyonya Titi jatuh merebah di pangkuannya. Seakan semuanya rencana dari Tuan Gedibal dan Tuan Gedibal mengetahui kematian suami Nyonya Titi.

    • Author gravatar

      Pada artikel Cerpen yang berjudul “Tuan Gedibal” bercerita tentang kisah Tuan Gedibal dan Nyonya Titi. Kisah ini bertempat di sebuah kantor. Tuan Gedibal mempunyai nama asli Hanibal, Tuan Gedibal merupakan seseorang yang dipercayai atau menjadi tangan kanan dari Nyonya Titi. Karena suaminya telah meninggal dunia nyonya Titi bangkit dan menjalankan semua pekerjaan yang ada sendiri, dan Nyonya Titi membuktikan pada semuanya bahwa dia bisa untuk menjalankan ini semua. Oleh karena itu tuan Gedibal sangat menghormati dan patuh pada Nyonya Titi, apapun yang diinginkan dan diminta oleh Nyonya Titi langsung dilakukan. Tetapi Tuan Gedibal melakukan itu semua dikarenakan tidak betah tinggal di rumah, dengan alasan karena ketiga anaknya cacat dan istrinya sibuk mengurus ketiga anaknya. Tuan Gedibal selalu berangkat paling awal dan pulang paling akhir, karena menghindar agar tidak mengurus anaknya. Nyonya Titi juga sangat menyegani kerja keras yang dilakukan Tuan Gedibal selama ini. Nyonya Titi sudah menganggap Tuan Gedibal sebagai keluarganya bukan sebagai pelayannya. Nyonya Titi juga merupakan seorang yang pekerja keras mengurus kantornya dan semua karyawannya seorang diri. Pada akhir kisah Nyonya Titi meninggal dunia pada saat berada dipangkuan Tuan Gedibal.

      Cerpen ini beralur maju, dengan memfokuskan pada Tuan Gedibal yang gila akan jabatan tinggi. Tuan Gedibal sering mengambil alih tugas semua karyawan yang ada di perusahaan, jadi dia seolah-olah bisa menangani semua pekerjaan. Dan ada Sofia yang lebih percaya kepada Tuan Gedibal daripada anak pemilik perusahaan, karena di pandangan orang-orang, Tuan Gedibal lebih menghargai waktu dan pekerjaan. Jadi dia selalu datang tepat waktu, sampai-sampai pelayan pun kalah cepat datangnya. Dan alasan kenapa Tuan Gedibal melakukan itu, karena agar dia tidak mau mengurus keluarganya.

    • Author gravatar

      Cerpen karya Shoim Anwar ini berjudul “Tuan Gedibal”. Dalam KBBI, kata tuan berarti majikan atau kepala. Sedangkan Gedibal ini memiliki makna karyawan atau orang suruhan. Dilihat dari maknanya kata tuan dan gedibal ini memiliki makna yang berlainan. Dapat ditafsirkan judul cerpen tersebut memiliki makna kepala karyawan atau seorang karyawan yang berkuasa. Judul ini mengacu pada tokoh Hanibal. Hanibal atau disebut Tuan Gadibal ini memiliki sikap yang bertanggung jawab dan Ia selalu dekat dengan pimpinan bahkan perannya melebihi seorang asisten pimpinan. Ia sangat rajin dan tidak jarang melangkahi karyawan yang lain karena perannya diambil sepihak.

      Cerpen ini diawali dengan deskripsi mengenai Tuan Gedibal. Ia memang karyawan yang sangat rajin, tanggung jawab dan patuh. Namun Ia terkesan seperti seorang yang cari perhatian karena sikapnya yang berlebihan. Pada kutipan ini “Entah bagaimana nasib perusahaan keluarga ini sepeninggal Nyonya Titi nanti. Sering ada gunjingan dari para karyawan bahwa Tuan Gedibal akan dipilih Nyonya Titi sebagai pengganti.” Dapat dilihat bahwa Tuan Gedibal seolah-olah melakukan hal ini karena ingin mempunyai kedudukan. Tuan Gedibal diceritakan sosok yang tanggung jawab dalam pekerjaan, namun Ia membiarkan istrinya mengurus anak sendirian. Hal ini yang menjadi pendukung bahwa Tuan Gedibal ini mencurigakan.

      Pada akhir cerita, diceritakan bahwa ada suatu kejadian yang dialami oleh Ibu Titi saat bersama Tuan Gedibal. “Dia seorang pekerja keras,” kata Nyonya Titi menceritakan suaminya kepada para karyawan pada suatu hari. “Dia meninggal secara mendadak di pangkuan saya. Secara mendadak pula saya harus meneruskan usaha ini. Dan buktinya bisa!” kutipan ini membuktikan bahwa seolah-olah yang terjadi pada suami Ibu Titi sama dengan apa yang Ia alami sekarang. Apakah benar Tuan Gedibal adalah sosok yang bertanggung jawab dan mengabdi penuh terhadap perusahaan dengan tulus atau Ia ada maksud lain yang bertujuan menguntungkan pribadi?

    • Author gravatar

      Dilihat dari segi estetikanya sebuah karya sastra itu merupakan ssuatu yang membuatnya menjadi lebih indah, lebih hidup, dan menarik jika dikaitkan bentuk dari aspek estetika. Dalam pandangan penggarang menyodorkan cerita tersebut dalam bentuk teks untuk mengembangkan imajinasinya. Gaya bahasa yang digunakan oleh penggarang pada cerpen tersebut sangat menarik dan implist.
      Dari isi cerpen tersebut adanya judul, tema, toko, penokohan, dan pesan/ amanat
      Jika dilihat dari judul cerpen tersebut memberikan penggaruh besar bagi para pembaca, dan membuat pembaca membayangkan seperti apakah watak/ karakter tokoh pada cerpen yang berjudul “ Tuan Gedibal”. Judul merupakan bagian penting dari keseluruhan isi cerita yang memiliki kaitan dengan subjek/ pelaku Utama
      Tema yang tercantum dari cerita tersebut adalah seorang laki-laki yang begitu mencintai pekerjaannya, seseorang yang sangat rajin dan tepat waktu dalam menjalani pekerjaannya dan sangat menghormati atasannya. Kutipan yang menceritakan karakter tokoh” Tuan Gedibal selalu tiba di kantor paling pagi. Dia duduk di lobi dekat pintu sambil menunggu datangnya pimpinan. Ketika mengetahui beliau datang, Tuan Gedibal dengan sigap berlari membukakan pintu mobil, menyalami dan mencium tangan dengan sangat sopan.
      Kehadiran tokoh yang diceritakan dalam cerpen itu merupakan sebagai penerang dari awal hingga akhir cerita. Tuan Gedibal merupakan orang yang sangat peduli atas sebuah pekerjaannya, bahkan dia merasa hanya dirinya yang dipercayai oleh atasanya. Kehadiran Tuan Gedibal di perusahaan Nyoya Titi, tidak hanya sebatas tugas keamanan saja, melainkan dia juga selalu membantu Nyoya Titi tanpa diminta. Seperti yang terdapat dalam kutipan “Tuan Gedibal membawakan tasnya dan mengulurkan lengan jika Nyonya Titi memerlukan bantuan ketika naik trap di lobi.
      Dan dalam cerita itu adanya tokoh tambahan yakni Luci, Hangga, sofia dan petugas resepsionis, hal ini dapat dalam kutipan. “Tuan Gedibal melangkah pelan mengikuti irama kaki Nyonya Titi menuju lift. Sementara Luci dan Hangga, resepsionis dan sekuriti, berdiri memberi hormat atas kedatangan pimpinan mereka.
      Sikap Tuan Gedibal terhadap Nyoya Titi sangat setia dan jujur sesuai dengan kenyataan dalam hidupnya.
      Seperti pada kutipan ““Saya akan memilihkan yang terbaik untuk Ibu,” Tuan Gedibal menjawab.
      “Begitu…?”
      “Apa yang diinginkan Ibu, itu juga yang saya inginkan.”
      “Benar…?”
      “Apa yang ada dalam hati Ibu, itulah yang ada dalam hati saya.
      Kejujuran yang dimilki oleh Tuan Gedibal adalah membuat Nyoya Titi terdiam dan memikirkan apa yang yang dikatakan Tuan Gedibal terhadapnya, dia merasa ada maksud lain dari Tuan Gedibal.
      Amanat yang disampaikan dalam cerpen tersebut adalah jabatan memang penting dalam sebuah pekerjaan, tapi jangan melewati batas

    • Author gravatar

      Pada artikel cerpen yang berjudul tuan Gedibal bercerita tentang kisah Tuan Gedibal dan nyonya Titi.
      Kisah ini bertempat di sebuah kantor. Tuan Gedibal mempunyai nama asli Hanibal. Tuan Gedibal merupakan orang yang dapat dipercayai menjadi tangan kanan dari Nyonya Titi.
      Tuan Gedibal adalah pekerja yang disiplin dan rajin karena ia selalu datang lebih awal dan mengerjakan pekerjaan dengan baik dan rapi, namun dibalik itu semua ternyata dia memang tidak ingin mengurus anak-anaknya yang cacat dan ingin mengesampingkan itu semua hingga ia menjadi orang yang gila kerja agar tak memiliki waktu bersama keluarga.

    • Author gravatar

      Mempunyai 2 tokoh utama yakni Nyonya Titi dan Tuan
      Gedibal itu sendiri. Penyebab Tuan Hanibal dijuluki Gedibal itu karena dari sikapnya yang selalu seperti babu yang sangat penurut.

      Gedibal sendiri mempunyai arti Karyawan, buruh, debu, kotor, babu, dan kata bermakna demikian yang menggambarkan kotor. Namun pada Cerpen ini di simbolkan berbeda dengan pengertian tersebut. Dalam cerpen tersebut, memang Tuan Gedibal sangat patuh dan penurut, sampai posisinya terlihat seperti asisten pribadi dari Pimpinannya, ataumalah terlihat lebih dari itu.

      Hubungan Nyonya Titi dan Gedibal tetaplah dalam status Majikan dan Karyawan, akan tetapi banyak karyawan yang juga iri terhadap posisinya yang paling dipercaya oleh sang majikan. Status dari Nyonya Titi merupakan Janda yang sudah di tinggal meninggal oleh suaminya. Sedangkan Tuan Gedibal sudah memiliki Istri dan 2 orang anak yang memiliki kekurangan. Mungkin bagi orang lain hubungan mereka terlihat sudah sepasang suami istri ketika di kantor, namun pada nyatanya kedua orang tersebut blm memiliki suatu perasaan sampai pad aakhirnya kejadian ketika makan siang dari Nyonya Titi itu.

      Kemudian ada suatu sesi dimana Nyonya Titi pernah menceritakan tentang Suaminya dulu, dimana Suaminya meninggal ketika di pangkuan Nyonya Titi, dan saat itu juga perusahaan langsung diwariskan ke Nyonya Titi. Dan kejadian itu terjadi juga ke Nyonya Titi, namun dipangku oleh Tuan Gedibal. Seolah memiliki simbol untuk diwariskan ke Tuan Gedibal.

      Estetika Simbol kisah cinta yang terselubung.

    • Author gravatar

      Dalam cerpen tersebut yang interpretasi makna penceritaannya adalah bahwa ada seorang pegawai yaitu pelaku sesuai dalam judul cerpen ini kesehariannya menjadi pegawai yang sangat disegani atas etos kerjanya hingga seorang bernama Nyonya Titi sebagai atasannya kagum. Namun dalam hal kehidupan rumah tangganya Tuan gedibal ini sangat payah. Hingga akhir cerita Nyonya Titi yang dikabarkan telah ditinggal suaminya merasa butuh sosok pendamping seperti Tuang Gedibal ini hingga Tuan Gedibal sendiri merasa ingin terus berada di samping setiap kegiatan Nyonya Titi. Dikatakan dalam cerita bahwa kebaikan Nyonya Titi dibalas oleh Tuan Gedibal dengan tak pantas. Tuan Gedibal ingin merebut jabatannya karena sudah dibuat kagum.
      estetika dalam cerita ini bahwa menggambarkan estetika kekerasan yang melibatkan unsure alur pembunuhan dan menghalalkan segala cara yang di zaman ini sangat lazim.

    • Author gravatar

      Tuan Gedibal adalah orang kepercayaan Nyonya Titi. Dia selalu sigap dalam melakukan pekerjaannya. Tuan Gedibal selalu tiba dikantor paling pagi, bahkan lebih pagi dari tukang sapu. Begitu pula ketika pulang, dia pulang paling akhir seusai menghantarkan kepulangan Nyonya Titi.
      Nilai estetika pada kalimat “ketika mengetahui beliau datang, Tuan Gedibal dengan sigap berlari membukakan pintu mobil, menyalami dan mencium tangan dengan sopan.” penggunaan kata sigap berlari merupakan bentuk rasa semangat pelaku yang membuat cerpen semakin hidup. kemudian pada kalimat “dengan pelan dia mengalihkan pandangan ke Tuan Gedibal. Ada pandangan lain di bola matanya Nyonya Titi” Pada kalimat tersebut menunjukan reaksi Nyonya Titi pada Tuan Gedibal secara langsung. Dan pada kalimat “dia ingat bahwa suami Nyonya Titi meninggal mendadak di pangkuan beliau. Dan gari ini, Nyonya Titi jatuh merebah dan tak sadarkan diri di pangkuannya” terdapat nilai estetika pada teks tersebut, pengarang memberi makna pada pembaca bahwa yang membunuh suami Nyonya Titi adalah Tuan Gedibal.

    • Author gravatar

      Pada cerpen “Tuan Gedibal” mengisahkan tentang seorang laki-laki yang sangat bertanggung jawab meskipun apa yang dikerjakan sebenarnya bukan pekerjaannya. Hal-hal seperti itu sudah menjadi kebiasaan tanpa ia sadari. Sangat sopan dan santun kepada siapapun termasuk pada pimpinan (Nyonya Titi). Bahkan ketika pimpinan datang tuan gedibal dengan sigap membukakan pintu, seperti itulah memang sikap tuan gedibal dalam pekerjaan mengalahkan pekerjaan sekuriti yang datangnya sangat pagi sekali.
      Nyonya Titi pemilik perusahaan mendiang suaminya yang sudah meninggal dipangkuannya. Tuan Gedibal selalu menemani Nyoya Titi kemanapun ia melangkah. Makan pun ditemani olehnya. Pada saat mereka makan Berdua tiba-tiba tubuh nyonya titi merebah dan lunglai di pangkuan Tuan Gedibal. Semua karyawan meminta tolong agar nyonya titi segera terselamatkan.
      Setelah sampai rumah sakit, tuan gedibal mengingat akan perkataan nyonya titi bahwa ia pernah cerita suaminya meninggal dipangkuan. Tuan gedibal semakin lesu dia berharap tidak terjadi apa-apa pada nyonya titi. Kali ini Tuan gedibal teringat akan anak dan istrinya dirumah yang menunggu ia sampai meskipun pekerjaan selalu ia utamakan.
      Estetika pada cerpen “Tuan Gedibal” menurut saya saat pada bagian nyonya titi tubuh nyonya titi lunglai dipangkuan tuan gedibal, setelah itu ia dilarikan ke rumah sakit dan tuan gedibal ingat ucapan nyonya titi bahwa suaminya pernah meninggal dipangkuan. Hal itu menunjukkan seperti sebuah firasat. Tetapi cerpen ini masih menggantung dan saya masih menebak bagaimana kelanjutannya.

    • Author gravatar

      Cerpen “Tuan Gedibal” menceritakan tentang kisah seorang laki-laki yang bekerja keras dan tanggung jawab, laki- laki itu bernama asli hanibal. Hanibal atau tuan gedibal bekerja di perusahaan dibawah pimpinan nyonya titi, ia bukan asisten pribadi tetapi perannya melebihi asisten pribadi. Tuan gedibal sangat menghormati atasannya itu. Tuan gedibal mempunyai kepekaan terhadap sesuatu, sebelum nyonya tiki membutuhkan sesuatu tuan gedibal selalu siap dan gerak cepat.

      “Dia berharap tidak ada kabar buruk dari perempuan yang sangat dihormati itu. Bibir Tuan Gedibal menggumam-nggumam. Dia ingat bahwa suami Nyonya Titi meninggal mendadak di pangkuan beliau. Dan hari ini, Nyonya Titi jatuh merebah dan tak sadarkan diri di pangkuannya. Tuan Gedibal menengadah ke arah langit. Kali ini dia juga teringat istri dan anak-anaknya di rumah. Bibir Tuan Gedibal pun kembali bergumam….” Dalam teks tersebut menggambarkan bahwa tuan gedibal sayangat menyayangi atasannya itu, ia tidak ingin nyonya titi meninggal seperti suami nyonya titi yang meninggal di atas pangkuan tuan gedibal. Tuan gedibal merasa bersalah atas kejadian tersebut.

    • Author gravatar

      Tuan Gedibal duduknya selalu dekat dengan pimpinan di ruang orang-orang terhormat. Dia tidak pernah dikukuhkan sebagai asisten pribadi, tapi perannya melebihi itu semua. Tak ada yang bisa menggugat. Ketika pimpinan tak ada di tempat dan telepon di mejanya berdering, hanya Tuan Gedibal yang berani mengangkat.

      Sebagaimana telah dijelaskan di atas, “duduknya selalu dekat dengan pimpinan di ruang orang-orang terhormat tetapi tidak pernah dikukuhkan sebagai asisten pribadi serta perannya melebihi itu semua” dalam kalimat tersebut diartikan sebagai orang yang dipercaya atasan untuk melakukan tugas apapun.

      Tuan Gedibal selalu tiba di kantor paling pagi. Dia duduk di lobi dekat pintu sambil menunggu datangnya pimpinan. Ketika mengetahui beliau datang, Tuan Gedibal dengan sigap berlari membukakan pintu mobil, menyalami dan mencium tangan dengan sangat sopan. Seperti biasa juga, meski tanpa diminta, Tuan Gedibal membawakan tasnya. Pimpinan yang sekaligus pemilik perusahaan ini, Nyonya Titi, memang sudah tua. Tuan Gedibal pun mengulurkan lengan jika Nyonya Titi memerlukan bantuan ketika naik trap di lobi.

      Kejadian di atas pada kalimat “Ketika mengetahui beliau datang, Tuan Gedibal dengan sigap berlari membukakan pintu mobil, menyalami dan mencium tangan dengan sangat sopan. Seperti biasa juga, meski tanpa diminta, Tuan Gedibal membawakan tasnya”. Kata sigap menyiratkan makna penuh semangat , tangkas dan cepat dalam memberi pelayanan kepada atasan.

      Tuan Gedibal tak menjawab. Suasana menjadi sunyi. Tak ada yang bicara. Nyonya Titi beberapa saat menunduk ke arah piring, kedua tangannya tak bergerak, matanya berkedip-kedip. Perempuan itu menghentikan kunyahannya, lantas dengan pelan tangan kirinya memegang kening. Dengan lembut Tuan Gedibal mengangkat gelas, dihaturkan ke Nyonya Titi.

      Pada kalimat di atas dijelaskan bahwa Nyonya Titi sedang merasa kesakitan dan tak bisa meneruskan lagi kunyahannya sedangkan tangan kirinya memegang kening.

      “Ibu…,” Tuan Gedibal, dengan gerakan reflek, menarik gelasnya. Diambilnya tisu di sebelah kiri piring. Kali ini tanpa berkata apa-apa, Tuan Gedibal mengusapkan tisu dengan lembut di sekitar mulut Nyonya Titi. Wajah Nyonya Titi tampak menegang. Sepasang mata di balik kaca mata kelihatan melebar.

      Sama seperti kalimat di atas sebelumnya dijelaskan bahwa Nyonya Titi merasakan sakit yang amat, dengan sontak Tuan Gedibal mengusap tisu dengan lembut di sekitar mulutnya.

      Beberapa saat setelah Nyonya Titi dilarikan ke rumah sakit, Tuan Gedibal menunduk lesu. Dia berharap tidak ada kabar buruk dari perempuan yang sangat dihormati itu. Bibir Tuan Gedibal menggumam-nggumam. Dia ingat bahwa suami Nyonya Titi meninggal mendadak di pangkuan beliau. Dan hari ini, Nyonya Titi jatuh merebah dan tak sadarkan diri di pangkuannya. Tuan Gedibal menengadah ke arah langit. Kali ini dia juga teringat istri dan anak-anaknya di rumah. Bibir Tuan Gedibal pun kembali bergumam….

      Nilai estetika dari kalimat “Beberapa saat setelah Nyonya Titi dilarikan ke rumah sakit, Tuan Gedibal menunduk lesu”. Kata menunduk lesu menyiratkan arti yang sangat mendalam yaitu rasa khawatir yang dirasakan oleh Tuan Gedibal pada saat kejadian.

      Kisah dalam cerpen ini masih menggantung belum ada endingnya, banyak teka-teki dalam akhir cerpen ini. Tetapi meskipun begitu cerpen ini sangat indah dan penuh makna.

    • Author gravatar

      Tuan Gedibal yang mempunyai kelebihan kepekaan meskipun tidak mempunyai jabatan beliau mempunyai peran penting bagi pimpinan. Ketepatan waktu Tuan Gedibal pada jam kantor dan memahmi pimpinan sekitar dengan cara menghargai pada kepekaan. Keberadaan Tuan Gedibal memberikan hal positif karena dengan adanya Tuan Gedibal Pegawai dan para staf terbantu dengan membantu dan kepekaan yang terjadi pada sekitar. Pengalaman dan beradu cerita antara karyawan dan bosnya sudah mulai erat dan terbawa kerinduan akan halnya masalalu dan cerita yang menimpanya pada kedua bela pihak. Estetika yang terlihat pada cerpen Tuan Gedibal karya M. Shoim Anwar ini memberikan cerita yang menarik karena terdapat keindahan alur cerita yang dimanaa Tuan Gedibal mempunyai keluarga yang sehausnya bahagia akan tetapi mencari kebahagian diluar dengan hal yang positif seperti halnya memberikan nuansa warna yang indah kepada para staf dan juga Nyonya Tiki, serta ketertatikan cerita Nyonya Tiki membuat Tuan Gedibal akan hal ke anehan yang terjadi karena meninggal pada pangkuan seseorang yang dinamakan estetika symbol, hal tersebut terjadi karena “Keriduan” yang tulus dan jalinan hati yang halus.

    • Author gravatar

      Nama: Sofia Nur Havizah

      NIM: 185200022

      Kelas: PBI 2018 A

      Bentuk unsur instrinsik dari cerpen Tuan Gedibal sebagai berikut:

      Tema : Pekerja keras tetapi tak perduli akan keluarga,

      Tokoh :

      – Tuan Gedibal atau Haniba, seseorang yang sopan, rajin, setia dan disiplin.

      – Nyonya Titi, seseorang yang baik hati, ramah dan santun.

      – Sofia, sebagai seorang kepala keuangan dicerita tersebut

      – Lucy, sebagai resepsionis

      – Hangga sebagai sekuriti

      – dan para karyawan lainnya.

      Alur : Maju

      Latar :

      – Latar Tempat : Kantor dan Rumah Sakit

      – Latar Waktu : Pagi dan siang

      – Latar Suasana : Senang, bangga dan tegang

      Gaya Bahasa : Dapat mudah dipahami

      Amanat : Sebagai seorang suami memang harus bekerja keras mencari nafkah demi keluarga, tetapi jangan sampai gara-gara sibuk bekerja jadi lupa dan tak perduli terhadap keluarga. Karena keluargalah yang paling penting dalam hidup kita.

      Isi cerpen ini menceritakan seorang laki-laki yang bernama asli Hanibal atau sering disapa Tuan Gedibal adalah sosok yang sangat sopan, rajin dan disiplin. Meskipun tak memiliki jabatan penting, tapi perannya melebihi asisten pribadi pimpinan. Menjadi orang kepercayaan pimpinan disebuah perusahaan, dan bahkan para karyawan pun merasa terbantu dengan keadaan Tuan Gedibal, tetapi seringkali mereka merasa dilangkahi olehnya. Dia setiap hari datang ke kantor lebih pagi, bakhan lebih pagi dibanding tukang sapu. Tetapi dia datang kekantor lebih awal tidak karena rajin dan disiplin saja, tenyata dia sengaja menghindari urusan di rumah. Karena ketiga orang anaknya mengalami kelainan, sehingga Istrinya yang setiap hari merawat, mengurusi dan melayani anak-anak mereka seorang diri. Sementara Tuan Gedibal setiap pagi sudah duduk santai membaca koran di lobi kantor, kadang di teras menghabiskan sisa rokok seusai sarapan di warung. Dia tak memperdulikan dan tak memperhatikan anak-anak dan istinya. Disisi lain juga, Nyonya Titi merupakan orang yang baik hati dan ramah, dia tidak menganggap Tuan Gedibal sebagai karyawannya saja, tetapi sudah menganggap Tuan Gedibal sebagai keluarganya sendiri bahkan kepercayaan Nyonya Titi kepada Tuan Gedibal melebihi kepercayaan kepada anak-anaknya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *