
Puisi Ilda Karwayu
glorifikasi gosip
per-empuan
nampaknya mengonsumsi
terlalu banyak masalalu:
memetakan tubuh lelaki
sembari menunggu buruan
dari mereka. untuk diramu
2021
permaduan
kamu mencari aroma musim hujan dalam buah sirsak?
mau kutambah dengan sirene perut sebelum berak?
biasanya muncul jika telingaku mendengar riwayat
tuan-tuan yang berkacak pinggang memamerkan cacat
2021
jenuh
jauhijau taman kota
jadi titik pembuangan rasa
jenuh. sore ini
sebelum hujan deras datang
dan kepalaku kena bola tendang
kuingat dulu ayahku sering kemari
kepalan tangannya lumati slip gaji sendiri
kaki-kakinya gerusi doa-doa orang berlaba
2021
mimpi ibuku
mainkan nada langkahmu, ibu
nyaring desing bagai dering alarm
apakah keris eyang kakungku datang
dengan kuda putihnya menjenguk kita?
apakah ayahku akan datang dengan
kendaraan pam swakarsa era baru?
tunjukkan tuts mana yang mesti ditekan
jangan pelatuk
2021
A.R.F.I.D
kutemukan pelurujingga dalam pentol bakso. mungkin barak
kembali akan dibangun dalam otakku. lalu, sekopek arak-
-bali pun kembali dituang ke lambungku—
di sana sudah hadir apung-apungan prokinetik
siap mendorong-dorong aroma musim paceklik
2021
hari-hari buruh
domba-domba yang terhitung malah diternaki jam dinding
matahari tak peduli. bulan ber-dadah, “hari mesti berganti!”
mesin biologis sekali lagi kalah dari dirinya sendiri
harus setiap pagi kembali mandi dan bergegas pergi
matahari mengeluh, “orang-orang asia mulai menjauhiku!”
orang-orang asia melenguh, “kami kesulitan mengejarmu!”
2021
Penulis
Ilda Karwayu, pernah hadir sebagai salah satu emerging writers dalam Makassar International Writers Festival (MIWF) 2019. Antologi puisinya Eulogi (PBP, 2018), dan Binatang Kesepian dalam Tubuhmu (GPU, 2020). Belajar menulis kreatif di Komunitas Akarpohon Mataram, Lombok, NTB.