Lelaki yang Takut Bibir

LELAKI paruh baya itu masih tergolek lemah. Wajahnya pucat. Sorot matanya hampa. Terlihat cekung. Tulang-tulang rahangnya seperti menyembul. Pipinya kempis. Sebagian rambutnya telah beruban. Sisanya terlihat hitam, tetapi kusut. Tak lagi tersisir rapi seperti dulu. Selang kecil menembus pembuluh darah di lengan kirinya. Tetes demi tetes cairan infus mengalir masuk ke tubuhnya melewati selang kecil itu. Tetesan-tetesan kecil itu yang memasok energi untuk mempertahankan hidupnya.

Kesusastraan dan Lingkungan: Sebuah Refleksi

Dalam catatan editor World Literature Today edisi musim panas 2019, Daniel Simon menuliskan bahwa persoalan perubahan iklim telah berada di tengah-tengah panggung global. Kerusakan kolosal pada lingkungan, lanjutnya, telah menggerakkan para penulis untuk berakselerasi menciptakan dunia baru agar penyebab manusiawi dari kerusakan itu dapat ditekan.

Puisi Royyan Julian

KEMATIAN TRUNAJAYA Ia tak tahuSitihinggil menunggunyadengan netra nyalang Ia hanya gemarmenengok masa silamyang mengekalkan kesedihan Di mahligai itufirasat menjeritdan nasib berganti kulit Tetapi maut tak pernahberdiri telanjang di hadapannya Ia cuma melihatbendera berkibar di atas sotohdan genderang jatuhdi kaki musuh Pada janji yang ditegakkanpucuk balabar menghunus azamdan 2 Januari yang marunberderai dari punggungnyayang berliang Di angkasa yang masygulpekik empat puluh […]

Dialog Korona

LELAKI itu biasa disapa Endin. Nama lengkapnya Sapradin. Orang Madura tidak biasa mengucapkan sesuatu dalam satu suku kata tertentu. Bis (untuk bus) menjadi ebbis, top diucapkan ettop. Orang Madura juga terbiasa menyingkat sebutan. Wonokromo (salah satu kawasan di Surabaya) yang dimadurakan menjadi Benakrama, biasa disebut sebagai Nakrama. Maka, nama Sapradin menjadi hanya tinggal Din, dan kemudian menjadi Endin. Seharusnya menjadi […]