Puisi Fatur Rahman

Kota yang dibangun dari serangkaian peristiwa. Tanah kering dan beton-beton berbau pesing. Awan putih dipulun asap dan kabut, wajah gunung kerap lenyap sewaktu siang. Bagai mimpi buruk yang meloncat keluar dari tempat tidur kita, Dinda.

Suara dari Pengungsian

MEMBACA puisi-puisi Nissa Rengganis membuat saya khawatir. Dalam lima puluh puisi Suara dari Pengungsian (2021), terserak kegelisahan yang meriah: tegang, berisiko, bahkan sayup. Suasana-suasana tersebut menjadi lembing tajam yang menohok sekaligus meletupkan luka dari kesunyian yang meranggas di tenda-tenda pengungsian. Dan, Nissa melalui gerak avonturirnya telah mengantarkan tegangan frekuensi kuat dari peristiwa pengungsian pada antena kepala pembaca.