Puisi
Puisi Alex R. Nainggolan

Puisi Alex R. Nainggolan

Hari-hari Pandemi

ia melingkar dan berharap kabar datang di dalam debar
bersama getar di telepon genggam
sebelum malam berganti
dan pagi kembali

ada udara bersih putih
oksigen yang menghuni di tubuhnya
menyuling peristiwa
sebelum kabar demi kamar menggelegar
mengular di dalam duka
terasa panjang hingga ke gigir kota

setiap kematian
menjelma ingatan
penuh hujan
air mata

2021
 

Aubade

pada doa yang putih
pagi bening
menetes dari cahaya matahari

di ujung sunyi
sebelum kota menjelma kabut
dalam polusi

seseorang menyimpan sebaris kata
dari puisi
yang ditinggalkan penyairnya
tak juga kembali
bahkan ketika hari berganti
buram dengan raut yang kelam

2021


Ia Ingin Berkeliling Dunia Naik Sepeda

– m. iskandarsyah 

ia akan berkeliling jauh. menempuh peluh tubuh. melintasi gunung yang termenung. ia akan mendekap hangat rimbun rapat dari perdu dan daun-daun pohon yang lebat. sepanjang jalan setapak yang licin dan liat oleh tanah cokelat. dan di segala kayuh pedal atau putaran roda, akan ada napas dari garba ibu. semacam bayi ketika belajar melangkah. bukankah keseimbangan dari sepeda telah meminjam segala tanda bagi dirimu?

ia akan berkeling jauh. menempuh jenuh dan kota-kota yang kemalaman di kerumun mata. sebelum usia menyembuhkan segala duka atau petaka. dan ia mengayuh sepanjang tapak jejak yang tersisa. barangkali akan kekal.

: menamai kembali jalanan setapak.

2021
 

Arsiparis

– yulianto

biarkanlah aku menjaga setiap berkas, mengawetkannya di deretan kotak kardus. lalu mencatatnya dengan urutan yang rinci agar engkau akan kembali untuk mencari. di setiap jejak masa lalu, sebelum berubah beku dan kelabu. maka sesungguhnya di setiap kode angka dan register yang pernah tercetak, telah lengkap segala riwayat atau sekadar sejarah. meski engkau tak kunjung lelah untuk menyibak atau membacanya. bersama usia atau bercak luka.

2021

 

Bagian-bagian dari Lagu 

  1. Intro *)

bukalah aku dengan sepimu yang pernah kautampung saat bayi. namun di setiap cemasmu akan ada sebuah lorong untuk dimasuki, mungkin saat malam hari. ketika kota tertidur tanpa dengkur dan embun telah berlepasan tanpa bisa kautemui setiap kelembapannya yang sekejap menjadi gelap.

tapi di sebuah pembukaan, ia ibarat tirai dari jendela. acapkali kau singkap bahkan sebelum pagi benar-benar matang. 

*) Intro adalah awal dari sebuah lagu yang merupakan pengantar lagu tersebut. Intro juga berfungsi memberikan waktu untuk penyanyi dan pendengar mempersiapkan diri sebelum lagu benar-benar dimainkan.

  1. Verse *)

dendangkanlah setiap tidur. dalam gemuruh umur yang lamur. tapi engkau tak kunjung genap untuk menaksir atau meraba setiap tangga nada. ada yang berkerumun di ujung ingatan, semacam kenangan yang pucat namun lengkap diingat. mungkin mimpi semalam telah terendam di batas malam. batas dirinya yang berpeluh. tubuh yang tumbuh tanpa keluh. 

*) Bisa disebut juga bait. Verse adalah pengantar sebuah lagu sebelum lagu masuk ke bagian Chorus.

  1. Bridge *)

barangkali masih ada semacam penghubung. ketika ia melintasi satu kota dengan lainnya. dan menempuh perjalanan terjauh sebelum terjebak malam. namun di pertengahan nada dasar, ia berusaha untuk tidak kesasar. meski bising pasar telah melingkarkan sunyi di masa pandemi. pada ketukan nada bimbang, ia berpegangan pada setiap gemuruh.

dari dadanya masih sempat ia terpukau lintasan cahaya. ketika rindu sudah tak ada.

*) Bridge adalah sebuah bagian lagu yang bukan merupakan verse atau chorus. Bridge ini biasanya dipakai untuk menjembatani antara bagian-bagian lagu.

  1. Reffrain *)

apakah yang kau ulang sesungguhnya adalah luka? ia ingin menjauh. sebab kota terlalu jenuh untuk digali. hanya keruh. namun suara pagi hari acap melecutnya. senantiasa berulang, dengan nada yang sepenuhnya tak utuh. hanya percakapan semalam. dan luruh embun jatuh, ketika kota bergemuruh.

*) Reff/Reffrain yang bermakna pengulangan biasanya menggunakan bagian lain dari lagu (biasanya Verse) untuk diulang di bagian ini.

  1. Interlude *)

semacam jeda. titik-titik menjelma lingkaran. ada awan putih masa kanak menyeruak. dari langkahnya yang masam menandai cemas demi cemas. namun ada pengembaraan yang tak usai digalinya. selain sejumlah angka statistik ihwal kematian; siapakah kita?

*) Interlude merupakan bagian kosong pada lagu seperti layaknya intro tapi berada di tengah2 lagu.

  1. Modulasi *)

segala yang ia kira sebagai cemas, telah lama ia remas. semacam selembar kertas putih yang tak pernah selesai dituliskan dalam puisi. orang-orang meraba masalalu di pakaian. menghitung jarak yang dulu ditempuh. namun denting itu adalah hening yang telanjur bergeming. setiap kali ia tiba di suatu kota, berupaya untuk ingat pada nama sebuah jalan. 

*) perpindahan nada dasar dari suatu lagu.

  1. Ending *)

di ujung bait, sesungguhnya ia tak pernah bisa berhenti. semacam puisi yang gugur dalam kelut bahasa. tapi masih juga disisikan kelindan hujan, pada permukaan tanah basah. meraba cemas sendiri di saku bajunya. hingga lagu berhenti.

dan ia benar-benar ingin kembali lagi. mengembara di sejumlah onak kata. sebelum tubuh kehilangan bahasa. ah, mungkin ini hanya percuma. hanya sebuah lagu lama.

*)bagian penutup dari sebuah lagu.

2021

Ensiklopedia

di setiap cericit tubuh yang mengerut. batas terpisah oleh darat dan laut. barisan nama-nama orang juga tempat. agenda berjalan dari kepala. sudut kota bermandi cahaya. ia akan berwisata dari satu jalan kota ke lainnya. menghidupi api di kepala, lalu memasuki kubang lumpur. memeras setiap pembendaharaan nama, serupa adam yang belajar tata bahasa. membaca diri sendiri.

2021

Potret Perempuan

telah disimpannya segala jejak bayang. wajah remang. namun di bawah alis hitam selalu ada muram. meskipun pulas gincu di bibir telah menyibak tabir. di suatu pagi.

maka setiap pori yang masih direkam warna, telah menggenapkan cuaca. juga hiasan cerlang dari warna pakaian, menyimpan semua hujan dari masa kanak-kanak. tapi dalam senyum selalu ada remang senja. saat tubuhmu tercetak dengan sempurna.

2021

 


Penulis:

Alexander Robert Nainggolan (Alex R. Nainggolan), lahir di Jakarta. Bekerja sebagai staf Unit Pengelola Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (UPPMPTSP) Kota Adm. Jakarta Barat. Menyelesaikan studi di FE Unila jurusan Manajemen. Tulisan berupa cerpen, puisi, esai, tinjauan buku terpublikasi di media cetak dan online. Bukunya yang telah terbit Rumah Malam di Mata Ibu (kumpulan cerpen, Penerbit Pensil 324 Jakarta, 2012), Sajak yang Tak Selesai (kumpulan puisi, Nulis Buku, 2012), Kitab Kemungkinan (kumpulan cerpen, Nulis Buku, 2012), Silsilah Kata (kumpulan puisi, Penerbit basabasi, 2016).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *