Suara Perempuan dalam Realisme Psikologis

Modernisme bekerja atas dua atau tiga dasar pikiran besar. Pertama, gagasan sains relativitas Einstein, dan kedua, gagasan psikologis Erns Macht tentang struktur fundamental pikiran dan pengalaman subjektif manusia, serta gagasan Sigmund Freud bahwa semua realitas subjektif didasarkan pada permainan dorongan dan naluri dasar, yang melaluinya dunia luar dirasakan. Sastra modern adalah bagian dari antitesis dari sastra abad 19, ‘realisme’ yang berangkat dari kesadaran individu menghayati masalah kemanusiaanya. Maka, berangkat dari tesis Ernst Mach dan Sigmund Freud dan juga Albert Einstein di atas, sastra modern mencoba meresonansi suara manusia dari dalam. Selain melahirkan ciri individual, sastra modern bekerja atas keyakinan eksperimen atas bentuk estetika.

Buron

Pawongan iku jeginggat tangi. Awake kebes kringet. Bengi kuwi ora kaya biasane. Turune ora isa angler amarga ana sing terus dipikirake. Jiwane ora tenang lan kuwatir. Dheweke tangi saka amben lan mlaku tumuju kolah. Saka kolah banjur mlaku ing ruang tengah, lungguh lemes ing kursi pojok cedhak meja.

Bapak Sahabat Murai

Lelaki paruh baya itu memonyongkan bibir, menciptakan bunyi siulan nyaring, persis seperti yang pernah dia lakukan kala menggoda Ibu sewaktu masih perawan dulu. Bedanya, kali ini bukan Ibu yang dibuat tersipu malu olehnya.

Pertarungan dan Sihir Bahasa di Era 4.0

Semenjak linguistik dikenal sebagai sebuah ilmu, bahasa berada pada dua ketegangan perdebatan dan keterbelahan. Belahan pertama memandang bahasa sebagai sebatas alat dan mereduksinya menjadi sekadar perkara gramatika. Belahan kedua, aliran yang memandang bahasa bukan semata-mata persoalan gramatikal tetapi juga refleksi kategori-kategori mental kognitif manusia dan zamannya.

Rekreasi dalam Kata

Bagaimana membayangkan dua penyair menuliskan puisi-puisi mereka dalam satu buku? Inilah yang terjadi, sebuah buku kolaborasi yang mengajak berekreasi ke pelbagai tempat, tema, dan imaji. Membaca kumpulan ini seperti sebuah tanya-jawab, yang ditelurkan menjadi kelindan diksi, menguatkan ingatan, juga sahut-menyahut yang nyata terhadap sebuah tema besar.