Puisi
Puisi Fatur Rahman

Puisi Fatur Rahman

Fantasi

Kota tidak selalu menyediakan apa yang kau butuhkan
Desa tidak akan dapat memberi apa yang kau inginkan.

Kau lebih dulu membangun kota di dalam pikiran
Gedung-gedung tinggi bercahaya, peluang kerja,
Stasiun kereta, mal-mal megah, taman beserta keramaian
Dan jalan yang melayang di atas kepala.

Nyatanya kota hanya sebatas debu-debu
Dan udara yang membikin sesak dada.
Cuaca yang tak pernah bisa ditebak
Panorama hitam di langit siang
Kebisingan dan kemacetan

Tubuh-tubuh yang berdesakan mencari kehidupan
Umpatan dan ketakutan pada rasa lapar.                   

Kau baru datang setelah menjadi penumpang yang kesekian
Namun kau ingin segera pulang, kembali ke kampung halaman
Tapi sayang, tiket telah habis dipesan oleh penumpang dari masa silam.

Kota tidak selalu menyediakan apa yang kau butuhkan
Desa tidak akan dapat memberi apa yang kau inginkan.

Bayang 2021

Prosesi

Mudik yang lugu
Dan suara-suara yang tak pernah sampai ke tengah hutan.

Mereka datang membikin jejak dan tanda-tanda
Yang suatu saat akan kami ingat sebagai peta menuju kematian.

Kehidupan dan segala yang berjalan begitu cepat
Kampung-kampung tersadai di kaki peradaban.

Pohon rebah
Angin panas
Sungai-sungai menyerah
Di tiap tingkah dan langkah manusia.

Mereka merebut udara, kemudian menutup mata
Di antara suara-suara yang tak kunjung sampai ke telinga
Namun acap kali mengacungkan senjata dan berbisik diam saja.

Mudik yang lugu
Beritahu kami tentang deritamu.

Padang 2021
 

Melihat Jakarta

setelah hujan
siang kembali berdebu
tubuh kota yang panas dan penuh asap
seperti sisa kepulan rokok tertinggal di dalam dada.

hujan tengah hari menyembuhkan sementara kota yang demam
tidak ada wangi tanah yang terangkat menuju hidung kita
kecuali bau pesing dari beton-beton kering
dan debu-debu lembap sebelum pecah beterbangan ke udara.

tidak terlihat awan bergerak di jakarta
langit seperti padang gersang
meluruhkan daun-daun dan mematikan tanaman.

jakarta tak lain kita lihat sebagai kutukan
atas tubuh yang digadaikan.
seperti penyerahan nyawa ke dalam gelanggang
di mana yang bertahan ialah yang akan menang.

Bayang 2022

Mimpi Orang Kota 

hanya keadaan yang mampu memisahkan kita
jalan-jalan kota, debu-debu dipulun angin membawa sesak ke dada
kau terima itu semua sebagai tanggungan agar nasib dapat menjadi lebih baik lagi.

oh, tubuh yang tergadai setelah dewasa,
dan nasib yang memberangkatkan kau jauh ke kota
berilah kami lebih banyak waktu untuk bicara.

pagi, alarm berbunyi buru-buru sekali
kau meloncat dari tempat tidur
bergegas untuk mandi
atau hanya sempat menggosok gigi.

jalan-jalan besar telah penuh kendaraan,
kemacetan dan gumam perihal keterlambatan adalah sarapan.
trotoar seperti pematang di persawahan
gedung-gedung seperti bukit-bukit
yang menjulang mengajak pulang.

telah lama, kau merindukan desa
udara sejuk dan embun pagi pada kelopak bunga halaman rumah kita
bagai sebuah mimpi setiap orang di kota. katamu

Koto Berapak 2022

Sebelum Pergi

sebelum kita pecah lalu di pisah gelombang laut
hanya ada satu pernyataan yang tak lagi dapat terelakan
adalah kau, penawar luka yang membikin semua menganga menjadi berisi
dan kembali bertaut.  apapun yang pergi darimu jelmakan ketakutan
tentang kehilangan yang diam dan paling rahasia.

kutahu, jarak adalah perhitungan terakhir tentang cinta
bila kelak kau memang berniat meninggalkan pulau sumatera
maka, jangan sesekali kau putus tali yang telah lama
tersimpul hebat di antara kita.
sebab hanya kau yang dapat menyeret kaki ini melangkah menuju pulau yang lain.

dan bilamana kau telah sampai ke tengah laut atau pulau yang kau inginkan
maka bersumpahlah atas nama ingatan, melihat kembali teluk yang kau tinggalkan
bagai sebuah peluk yang tak pernah sampai menjangkau tujuan.

Koto Berapak 2021

 
Seseorang yang Ingin Membunuh Dirinya Sendiri.

kini ia hanya ingin untuk kembali menjadi anak kecil.
sebetulnya ia tidak mau mati, tetapi hanya ingin hidup sekali lagi.
orang-orang tentu tidak akan mengerti dan menganggapnya gila
karena percaya dengan reinkarnasi. tapi ia sama sekali tidak peduli
sebab jasadnya telah lama luntang-lantung;
mencari ruh yang tertinggal di masa silam. 

ia ingin mati dan hidup sekali lagi.
adakalanya mereka semua akan mengerti
bahwa ini adalah sebuah kekalahan
dari keinginan yang terlalu berlebihan.

dan harapan menjadi anak kecil
di antara penderitaan yang menimpa
hanyalah umpatan tentang kegagalan.

ia ingin mati dan telah bersiap sedari tadi.
orang-orang terlihat begitu panik hingga menjadi riuh, membujuk dari jauh.
1, 2, 3 pelatuk telah ditarik oleh keinginan dan ia tergeletak menghadap langit
sembari berkata “hidup baru telah dimulai”. dan kini ia mati oleh kenyataan.

Padang 2021


Penulis:

Fatur Rahman lahir dan besar di Bayang. Pesisir selatan. Sumatera Barat. Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Andalas. Kumpulan puisi dan tulisan lainya hanya dimuat di beberapa media cetak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *