Yang Paling Dekat dengan Manusia Hanyalah Kematian
Mataku mendadak terbuka. Terperanjat. Tergagap. Terbangun dari mimpi ketika sebutir batu seolah menghantam belakang kepala.
Mataku mendadak terbuka. Terperanjat. Tergagap. Terbangun dari mimpi ketika sebutir batu seolah menghantam belakang kepala.
Maka dengarkan kisah sabana.
Sebab malam-malam kuhabiskan berdansa dengannya.
Melewati angin, pohon-pohon akasia, batu-batu mulia,
serta desir-kepak sayap malaikat.
Isu seputar Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) sempat mencuat dan menggemparkan publik, khususnya di media sosial. Perbincangan ini menjadi viral karena banyak warganet, terutama yang kontra, menambah kepopulerannya dengan membagikan berita dilengkapi hastag seperti #tolaklgbt.
Ibu sebagai objek puisi, rupanya tak luput dari bidikan senior saya, Emi Suy. Bunda Emi (begitulah saya memanggil), lebih dulu dikenal sebagai penyair sunyi. Hal tersebut tak terlepas dari trilogi sunyi yang ia terbitkan: Alarm Sunyi (2017), Ayat Sunyi (2018), dan Api Sunyi (2020).
tapi di matanya
tak ada airmata negara,
sebab negara menjelma
sosok yang maskulin
Seharusnya Celia Sanchez masih hidup, meski tarian mambo dan rumba tak lagi dimainkannya. Kota Media Luna begitu kecil untuk mencatat riwayatnya, tetapi biarkanlah sejarah yang mencatatnya. Celia Sanchez tak pernah mengingkari takdir ketika dia harus hidup di lingkungan rakyat miskin, hidup itu memang sebuah pilihan. Baginya pilihan menjadi revolusioner untuk memerangi imperialisme adalah sebuah martabat tertinggi untuk negara.
Aktivitas mengakrabi puisi sudah membawa saya bertamasya ke lorong-lorong yang tak pernah terbayangkan, lorong-lorong yang barangkali muskil bagi orang lain. Ada banyak kenikmatan artistik di sana. Di antara lorong-lorong itu, ada satu yang membuat saya bergidik ngeri, ingin menutup mata, mual-mual dan nyaris muntah.
Dalam menulis cerpen ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, bobot cerita dan bobot penceritaan. Kebanyakan penulis terlalu fokus pada yang pertama, namun kurang dalam menggarap yang kedua. Akibatnya plot dalam ceritanya menjadi biasa, perwatakan miskin, ceritanya penuh drama demi mengejar konflik, dan lain sebagainya. Mereka lupa bahwa cerpen sebagai genre dalam sastra adalah seni bercerita. Bukan hanya ceritanya saja yang perlu diperhatikan, tapi bagaimana cerita itu disampaikan.
DARI buku antologi Tjahjono Widijanto, Penakwil Sunyi di Jalan-Jalan Api (Pagan Press, 2018), saya menemukan puisi-puisi paradoks antara mitos dan spiritualitas. Latar kultur penyair yang memiliki keterlibatan pada berbagai mitos telah membuka mata air penciptaan yang bermuatan spiritualitas. Tentu saja, ia menyusupkan imaji, membangun kontemplasi, dan melakukan ekplorasi diksi untuk mencipta puisi-puisi liris tentang paradoks mitos dan spiritualitas itu.
Urun hasil terjemahan sastra amat berarti bagi perkembangan ekosistem sastra kita. Karya-karya sastra sekaliber peraih penghargaan nobel sastra dunia patut ditilik untuk sinau. Laku penerjemahan pun menjadi ikhtiar menimba kearifan di balik semesta sastra dunia agar khalayak dapat sinau dengan baik. Kerja-kerja mulia itu menuntut kesabaran dan mesti bersetia pada proses. Biar bagaimanapun, kita perlu sinau pada karya sastra dunia berpamrih pemajuan sastra Indonesia.