Puisi
Puisi M. Rifdal Ais Annafis

Puisi M. Rifdal Ais Annafis

Ia & Sepatu

Ia & sepatu menukar dendam pada jalan metropolis.
punggung pohon di wajah ibu jadi headline koran,
menukar nasib dan harga diri. Setelah maut hingar,
ia & sepatu membenci angkutan umum setelah
Go-jek menjadi jogja hari ini. Kaing-kaing anjing
seperti aransemen perut. Siapa halte terakhir nasib?

Yogya, 2022

 

Sebuah Tragedi

Dan ia memedulikan cinta yang di pugar dari sampah
atau sisa softek, setelah langit perih dan lubang dadaku
seperti kota malam hari. Pelacur dan germo banjir ke arah
menuju Tugu. Angin bekerja. Seseorang menggambar maut
di cangkir mimpi. kita menanam hujan dari basah punggung
ia berhambur dari puluhan kertas merah ke pelukanku. Maka
siapa yang menaiki rumah ibadah pagi nanti?

Bantul, 2022

Kepada Cinta

Hal-hal bhulsit terbang di kontrakanmu maka aku kirimi
sebotol Bir dari sisa pesta. Tentu setelah kabur dari rumah
dari tagihan listrik & hutang ilegal. Kau berkirim Whatsapp
dan tenggara adalah pintu menuju surga. Aku selalu protes,
susunan kota hampir selalu menduga, kita sepasang anjing
di tempat pembuangan sampah. Dari jelma setiap masalah.
Apakah sepi tiba di pintu rumahmu?

Bantul, 2022

 

Hari Apakah

Maka hari apakah dari tempat kelahiran orang-orang yang
bekerja merawat sepi. Anak sekolahan pulang, dan halaman
jelma ikan-ikan. Tergelepar dan tersangkut jaring mimpi. Maka
hari apakah dari pengakuan-pengakuan selain rumah yang berdiri
dari infaq & sumbangan, dari sound & serak tenggorokan selain
dadamu: setelah menumbuhkan kerakusan-kerakusan. Minggu
ini akan cerah bukan?

Bantul, 2022

Menaksir Jarak

Kita & jarak seperti sungai Wong. Dari sepotong demi sepotong
rindu, dari botol kecap serta beling mangkok. Sebelum melahap
kenangan dan cinta. Kita & jarak adalah ekor jalan ke Parangtritis,
sebelum usia sampai dan meja perjamuan selesai. Doa adalah
bayangan panjang dari pohon dan gedung elastis. Dari rancangan
mimpi & takdir. Menaiki bibirmu sebelum menuju hilir. Kita adalah
bait-bait puisi, menuliskan panjang kesedihan dari tanah seberang.

Jogja, 2022


Penulis:

M. Rifdal Ais Annafis, Lahir di Sumenep. Bergiat di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta (LSKY) Buku kumpulan puisinya, Artefak Kota-kota di Kepala (2021). Tulisannya terpublikasi di pelbagai media seperti: Tempo, Duta Masyarakat, Harian Sabah Malaysia, dan lain-lain. Terbaru, 5 Besar Payakumbuh Poetry Festival 2021 serta Juara 1 Cipta Puisi Fak. Bahasa & Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2022.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *