Puisi
Puisi Faris Al Faisal

Puisi Faris Al Faisal

MENGALIHKAN PANDANGAN

Dan akhir sebuah dunia:
begitu banyak pola
kebenaran yang dibuat, realitas buatan
kau mengalihkan pandangan
satu keadaan, satu perubahan yang muncul di layar
dan bahagia—dalam cahaya yang lewat

Kau telah berangkat dari tubuhmu
ke tempat lain, tubuh yang lain
kehidupan yang samar
yang ditempuh dengan opini-opini, tangan sendiri

Seberapa jauh perjalanan itu
gambaran yang kaujejakkan pada ruang linimasa

Kini bulu dengan warna-warna yang kautinggalkan di sini
berpindah diterbangkan usia dan kulit jeruk
betapa indah kenyataan,
yang diciptakan oleh waktu
mengubah pikiran dan merasa,
setiap hal telah mengubah banyak hal   

Indramayu, 2020

DUPLIKAT BUMI

Seluruhnya telah memadat seperti semen beku
celah-celah menyempit, tersumbat
manusia dan benda mengeras
menyatu dalam suatu ruang, bumi

Kau pun mencari letak di mana benua baru
membuka peta langit yang terlipat
dalam sapuan angin yang mencemaskan

Dan planet-planet itu, mungkin absurd
daratan tanpa air, tanpa
udara jernih
kemurnian yang asing
sebagai duplikat bumi

Dalam bungaran cahaya perak
perlahan langkah-langkah manusia menuju ke sebuah tangga
lantai pertama bagi dunia yang baru diciptakan

Indramayu, 2020

MENGANTAR MASA      

Tubuhmu, telah berjalan mengantar masa
yang melompati zaman
manusia-manusia dan internet 
dunia dalam sebuah genggaman
mengorganisasi,

Banyak hal
banyak jejaring

Hari ini, hari ini, hari ini
sangat modern
mengubah pikiran, bagi kebenaran

Apakah tubuhmu masuk ke dalam seluler?
membangun aplikasi dan instalasi
atau hanya ruang
kosong
di langit yang diam

Barangkali, menjadi makhluk terakhir saja
sehingga bertemu dunia pada bentuk yang paling mutakhir  

Indramayu, 2020

REPLIKA LANGIT        

Mereka melihat sebuah keindahan
payung-payung tergantung,
menjadi replika langit
Yang terbuka, yang gembira, yang bebas, yang merdeka
di tangkainya, angin memutar musim yang berpusar
yang tidak jatuh, seperti potongan kertas krep
larik-larik aneka dunia warna
hujan melambai-lambai di atas kepalanya
keadaan menyeret kepada suatu lorong kemajuan
di bawah rimbun pepohonan apel
taman yang dengan capaian mimpi dan inspirasi
sebuah ponsel, swafoto
diabadikan dalam segi empat instagram
terbangun bahagia
masa depan secerah langit, tanpa awan dan mendung
mereka melihat itu, dan ingin seperti itu 

Indramayu, 2020

PERSEFONE     

Dipeluk musim tubuh bumi
kulihat lagi persefone
mencium hening udara
aroma wangi biji
cahaya gadis
butir mungil jagung
lahan-lahan polos
menginginkan cinta
jarum hujan
bagai daun pinus
merobek tanah
adegan film
tiupan angin
malam datang
kesunyian
nokturnal
terdiam
menatap
dunia
mata
pikir
samar
bebunyi
mengantar
melesat pesawat
anak-anak terlelap
mendengarkan mimpi,
yang manis, yang gurih
dari tepung-tepung: maizena

Indramayu, 2020


Penulis:

Faris Al Faisal lahir dan berdikari d(ar)i Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Bergiat di Komite Sastra, Dewan Kesenian Indramayu (DKI) dan Lembaga Kebudayaan Indramayu (LKI). Puisinya tersebar pelbagai media di Indonesia dan Malaysia. Memenangkan beberapa lomba puisi. Buku puisi keduanya “Dari Lubuk Cimanuk ke Muara Kerinduan ke Laut Impian” penerbit Rumah Pustaka (2018). Email [email protected], Facebook www.facebook.com/faris.alfaisal.3, Twitter @lfaisal_faris,  IG @ffarisalffaisal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *