Puisi
Puisi <strong>Gilang Sakti Ramadhan</strong>

Puisi Gilang Sakti Ramadhan

Dischord

musik punk dalam penyuara jemala
merusak tangga nada industri
yang dibangun dari pohon-pohon chart
berloncatan di antara batas disonansi harmonic
dan dischord. memperjelas kehancuran.
gelombangnya terasa sampai
jauh. sampai pada gigs kumuh
diisi orang-orang berpeluh
memiliki suara minor dan berderau
seperti negara yang sedang inflasi

Irama Nusantara

bunyi penyintesis keluar dari dalam
pusaran pasar irama nusantara
menggerakkan ekonom pengendali metronom
tak jemu-jemu melihat musisi berjiwa mati
telinga cadas sekeras kehendak menemukan
musik baru keinginan terlalu tabu setelah
penemuan terlalu batu. piringan hitam
tak mampu beli lisensi. waktu segera
menghadirkan penghancuran bagi skena musik
yang bertarung pada ketukan kadang cepat, kadang lambat.

Spirit Dara Puspita
:Fleur

kau terbentuk dari keinginan untuk
memekarkan bunga-bunga layu
pada arsip-arsip kuyu tentang musik uwu
pendahulumu yang tak sempat mekar lantaran
terhalau oleh kekuatan misoginis
seperti musik-musik eksperimental pada era digital
waktu berjalan secepat tempo musik progresif
spotify membuatmu merona jingga
layaknya senja yang terpasang dalam lirik-lirik
sampul album lagu-lagu lama. merona.

Comeback
: Blackpink

hari-hari berubah jadi debu
menempel pada lagu-lagu papan atas
pasar belanja online
selalu berakhir sebagai
catatan tagihan di ingatan
menawarkan memori tentang
derau simfoni berkelanjutan
seperti perayaan comeback dari Blackpink
kecantikan yang terbuat dari fitur Instagram
menekan kekuatan alami dari dasar diri sendiri

Come As You Are
: Kurt Cobain

sebelum sempat menerima diri sendiri
perusahaan rekam lagu meminjam
imajinasinya sebagai bahan bakar
mesin mencetak uang yang berjumlah banyak
seperti kemuakan pada ayah dan ibu—tokoh
penghapus masa lalu sekaligus pembicara
masa depan yang kosong. mengantarnya
menuju sebuah penjuru—tempat peluru
datang dari berbagai arah. ia masih belum
sempat menerima diri sendiri.

Social Justice Warrior

hukuman dipajang di atas kursi roda
bergerak dari rumah sakit menuju konter
handphone. mengaktifkan notifikasi
pada akun sosial media.
terdengar cuitan kesaktian social justice warrior
di sana hukuman memakan hukuman suatu kebiasaan
#siapamestimengertisiapa barang artfisial
dapat dibeli di e-commerce 24 jam
waktu serupa kuota yang menggerogoti hari-hari
hingga tak kunjung lepas, tak kunjung habis.


Penulis:

Gilang Sakti Ramadhan, lahir di Ampenan, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ia adalah seorang penyair, jurnalis, dan aktor. Ia adalah alumnus program Belajar Bersama Maestro bidang teater di Teater Satu Lampung. Sehari-hari ia bekerja sebagai jurnalis dan tergabung dalam Komunitas Akarpohon Mataram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *