
Puisi i.r. zamzami
peristiwa melipat baju
sebab kemiskinan sering
berdering di saluran listrik.
maka setrika tidak boleh
dinyalakan.
ibu juga malas.
tenaganya diserahkan kepada
ponsel untuk bekerja, katanya.
tumpukan baju-baju menyatu
ke panggung balai bambu tanpa
menunjukkan pertunjukan apa pun
selain menjadikan panorama ruang tamu
yang jelek. maka memisahkan diri sesuai
kelompok dan ras adalah cara paling baik.
lima dari tubuh kami memindai pakaian
sesuai ukurannya. meskipun seringkali
pakaianku menyasar di tubuh sang adik
dan aku kesal. namun aku melipat baju
setiap waktu. berharap tumpukan itu
mampu melupakan leceknya
kemiskinanku.
2022.
tarekat mesin cuci
batuk dan batuk. meminum
sesendok molto. deterjen=bumbu
bagi baju sebaskom. perut kenyang.
lima belas menit terlalu riskan. untuk
aku menghancurkan pikiran. hidup
tak dapat melawan apa-apa.
kecuali menyerah kepada
mudarat. dan mengabdi
kepada manfaat. kesucian
akan kuhibahkan kepada
baju-baju yang kelak
kaukeringkan kepada matahari.
dalam tubuhku kau bisa mencuci
apa saja. menyaring darah yang
gagal dalam ginjalmu. melerai
tato di kulitmu. tetapi yang aku
tahu, tuhan melarangmu mencuci
diri di dalam tubuhku.
hanya kepada-nya kau kembali.
2022.
akibat dispenser
peperangan akan kembali muncul
ketika dirimu lupa dinyalakan. pada
sebuah gelas besar berpenghuni teh
dan gula. kau ditekankan memuntahkan
air pada logo merah yang telah dikurasi
jari telunjuk seorang suami. namun pagi
belum pergi. kau telah dulu dimatikan
dari jari seorang istri yang lebih dulu
menghidupkan kopi. konfrontasi
ditandai dengan telapak tangan
yang meyakini dirinya kalau teh
hanya dingin sedingin udara
pagi di luar pagar. tanda-tanda
lampu merah di keningmu tak
muncul. setelah suami meraba
punggungmu. saklar menunjuk
tanda minus satu.
2022.
handuk-handuk patah-hati
hujan belum selesai—tetapi
kesedihanmu belum mati
dan meminta dihidupkan
sekali lagi kepada
—matahari
apakah yang lebih tajam
dari maut dan pisaunya?
selain hidup yang mesti diasah
dan kita siap berperang melawannya
tetapi air yang kauciptakan
telah banyak menelan korban
seperti diriku—dan kemungkinan
diriku yang lain
apakah kau mengira
kesedihanmu terlalu purba
jika dihabiskan di kamar mandi
dan tak ada jawaban di sana
selain marahnya dingin?
harus bersikap seperti apa
untuk membakar habis
rasa sakit yang timbul
dari persetubuhanmu
dengan masa lalu?
sementara aku—kian kau
jadikan pelarian dari air mata.
kebasahan ini membunuhku
sedemikian rupa
terkelupas kulit demi kulitku
tanpa sepeser kata-kata—dan
kau menjemurku di luar sana
sebelum matahari memberi aba-aba
2022.
harapan tisu-tisu
kuharap tidak ada lagi
masa lalu yang menyakitimu
dan kau berhenti menjadikanku
semacam penghapus jejak burukmu
dalam hitungan yang tak pasti
banyak yang kaugugurkan
sebagian meminta jatah hidupnya
diperpanjang. namun, kesedihan
mempersingkat umurnya.
setiap kali kau bersedih—aku
turut berbela sungkawa atas
kematian hati nurani seseorang
yang di benakmu pernah telanjang
tetapi perpisahan telah
menghapus ikatan. sedang
yang tersisa hanyalah penyesalan
kau tak dapat berbuat apa-apa
kecuali memaafkan diri sendiri
dan tak meminta dendam untuk
memukuli apa yang telah terjadi
sebab dari setiap nutfah
yang kaukeluarkan, kau
tidak akan pernah bisa
mengeluarkan luka yang
sekian lama menghidupimu.
2022.
baju-baju yang tersungkur
semalam ketika hujan turun, kauturun dari lengan besi
yang menerima kedatanganmu dari rahim mesin cuci
ketika pagi mengangkatmu melalui tangan ibu
sebelum burung-burung memeluk kesedihanmu
sudah dua hari menumpuk di baskom
sebab ibu menunda mengurusimu, tetapi
ia tidak dapat menunda kesedihannya
barangkali kau dicuci dengan air matanya
dan sebotol doa yang baru saja dibeli
secara cuma-cuma dari hatinya
hati yang tak lebih kotor dari dirimu
tetapi mampu dikatakannya suci
sebab itu salah satu syarat surga
dititipkan padanya
bila kesedihan telah mengering
ibu angkat dirimu dari hujan
yang mencabikmu berkali-kali
meletakkanmu di balai bambu
sebelum ibu melanjutkan pertikaiannya
dengan masalah baru.
2022.
Penulis:

i.r. zamzami, bisa dihubungi lewat Instagram: @ir.zamzami