Puisi F. Rizal Alief

rautan bambu halus ini, Nak adalah tulang doaku dan doa ibumu. Kuraut hanya tiap saat selesai rakaat seratus qulhu, sebelas yasin, dan seribu selawat. Dan hanya ketika bulan benar-benar purnama di dada ibumu. Agar ketika ia terbang tak takut angin kencang, tak waswas hujan, tak khawatir kepanasan. Bila kauinapkan, malam akan memberimu bintang berjalan. Bila siang, sepanjang matahari akan menunjukkan hari depan.