Puisi Joko Rabsodi

Setali gelisah yang kau pukat pada buku catatan bertongkat diam
rindu cukup tua beserta sebundel catatan kaki yang kita pukas ikut renta tertata
buku harian semesti diasingkan malah bersekutu erat kedua buah bibirmu
kesepakatan meluhurkan birahi retas sebelum tanduk ijab disilakan
di muka penghulu