Kursi Kayu Penyair
DI hadapan kenangan, manusia selalu menjadi sesuatu yang pecah dan retak—dan barangkali hal itu juga terjadi pada diriku. Ah! betapa seharusnya aku memperkenalkan diriku terlebih dulu. Aku adalah sebuah kursi kayu, yang sangat sederhana. Sebuah kursi kayu yang menjadi teman duduk, dalam arti yang sesungguhnya, dari seorang lelaki—yang kutahu bekerja sebagai seorang penyair. Ialah yang memberi nama Aros.