Kemandirian dan Kritik

Ralph Waldo Emerson, sastrawan transendental (romantis) Amerika, menulis esai berjudul Self-Reliance di tahun 1841. Pikiran dalam Self-Reliance, atau kurang lebih berarti ‘kemandirian’ itu membuat kita seharusnya merenung. Setidaknya bila melihat perkembangan sastra modern Indonesia di tahun 1940-an hingga era pascamodern kini (abad 21).

Puisi Ranang Aji SP

KITAB KEJADIAN Seribu tahun itu hanya sehari dari bumi ke kaki Arasyimelalui kepak sayap diberkati. Di sana, tak ada tata surya memberi tanda waktu dan cahaya. Alam semesta semula hanyalah asap nebula, dibuat hanya enam hari kerja dalam waktu bukan manusia. Tak ada cacat dari hamparan bumi hingga atap langit berhias bintang-bintang. Semua dengan keseimbangan. Itu hanya dilakukan satu Tuhan […]

Suara Perempuan dalam Realisme Psikologis

Modernisme bekerja atas dua atau tiga dasar pikiran besar. Pertama, gagasan sains relativitas Einstein, dan kedua, gagasan psikologis Erns Macht tentang struktur fundamental pikiran dan pengalaman subjektif manusia, serta gagasan Sigmund Freud bahwa semua realitas subjektif didasarkan pada permainan dorongan dan naluri dasar, yang melaluinya dunia luar dirasakan. Sastra modern adalah bagian dari antitesis dari sastra abad 19, ‘realisme’ yang berangkat dari kesadaran individu menghayati masalah kemanusiaanya. Maka, berangkat dari tesis Ernst Mach dan Sigmund Freud dan juga Albert Einstein di atas, sastra modern mencoba meresonansi suara manusia dari dalam. Selain melahirkan ciri individual, sastra modern bekerja atas keyakinan eksperimen atas bentuk estetika.