Mitos dan Pembebasan Spiritualitas

DAYA TARIK mitos masih menjadi obsesi penyair. Mitos menjadi pijakan daya cipta, yang mengalirkan puisi hadir ke hadapan pembaca mutakhir. Dalam kumpulan puisi Jumantara (Pustaka Ekspresi, 2021), Wayan Jengki Sunarta sengaja menyingkap mitos-mitos yang menyelubungi atmosfer religiusitasnya sehari-hari ke dalam puisi-puisi panjang yang menghadirkan tokoh, latar, dan alur. Ia menyebutnya puisi prosa. Spiritualitas menjadi penjelajahan ekspresi daya cipta penyair, menyentuh dunia transendensi.

Narasi Konfrontasi Hegemoni Sori Siregar

KESAN saya tentang Sori Siregar persis sama seperti yang dirasakan Joni Ariadinata: lembut, suka humor, tak pernah menyakiti hati orang lain. Ia sangat ramah. Ia mencipta cerpen tak semata-mata fokus pada persoalan estetika, tetapi lebih pada persoalan manusia yang menjadi obsesi cerita: sosial, kultural, dan hegemoni kekuasaan.

Empati Kultural Puisi Toeti Heraty

SAYA tulis esai singkat ini dari sudut pandang lain mengenai puisi-puisi Toeti Heraty yang dikenal sebagai tokoh feminis. Kancah perhatian esai ini pada puisi-puisinya yang berempati pada peristiwa kultural. Tentu saja menarik memperbincangkan puisi-puisi dengan empati kultural, karena ia memilki kekuatan sudut pandangnya sendiri sebagai penyair kontemporer.

Lukisan Anggrek Bulan Merah

DI pelataran rumah, di bawah pohon srikaya, sambil menyirami bunga-bunga anggrek yang bermekaran, Dewanti teringat dua sahabatnya, pendaki gunung yang hilang tak kembali, tak diketahui di mana mereka lenyap dalam pendakian. Dua sahabat lelaki di kampus yang sudah sangat berpengalaman mendaki itu berpisah dengannya di bawah pohon randu alas, hampir mencapai puncak gunung. Dewanti berhenti di bawah pohon randu alas tua itu, ingin mendapatkan bunga anggrek bulan merah yang tumbuh di dahannya. Ia membujuk kedua sahabat lelakinya untuk memanjat pohon randu alas yang begitu besar, dan mereka tak mampu melakukannya.

Eksistensi Hegemoni Kekuasaan dalam Novel

Saya tulis esai ini setelah 100 hari Sapardi Djoko Damono meninggal, tetapi kenangan pada karya-karyanya masih terus bermunculan. Dalam pandangan banyak kalangan, Sapardi Djoko Damono menyegarkan perkembangan dunia sastra Indonesia modern. Kreativitasnya boleh dikatakan selaras dengan konsep eksistensi dalam paradigma Kristeva, yakni mencipta kembali puisi ke dalam wujud novel.

Luka Dominasi Kekuasaan

KETIKA Lian Gouw hadir ke Universitas PGRI Semarang, berkenan memberi hadiah pada saya novel Arafat Nur,  Lolong Anjing di Bulan (Sanata Dharma University Press 2018). Novel ini diterjemahkan Dalang Publishing dengan judul Blood Moon Over Aceh (Dalang Publishing, 2018).