Puisi dan Sunyi

Kecemasan yang utuh dalam wilayah puisi adalah sunyi. Hal itu menjadi satu komposisi yang tidak akan luput, sekalipun memicu gemuruh dan menyelimuti seluruh tubuh puisi. Dalam puisi pula, ke(sunyi)an tak sebatas senyap, melainkan juga setakar ruang sublim untuk menjajaki segala persoalan dan kekalutan eksistensi yang jauh dari esensi.

Suara dari Pengungsian

MEMBACA puisi-puisi Nissa Rengganis membuat saya khawatir. Dalam lima puluh puisi Suara dari Pengungsian (2021), terserak kegelisahan yang meriah: tegang, berisiko, bahkan sayup. Suasana-suasana tersebut menjadi lembing tajam yang menohok sekaligus meletupkan luka dari kesunyian yang meranggas di tenda-tenda pengungsian. Dan, Nissa melalui gerak avonturirnya telah mengantarkan tegangan frekuensi kuat dari peristiwa pengungsian pada antena kepala pembaca.