Puisi Tjak S. Parlan
Kota ini kerap berandai-andai, menghapus
kerak lunyai dari paras tembok
gang-gang pelosok.
Kota ini kerap berandai-andai, menghapus
kerak lunyai dari paras tembok
gang-gang pelosok.
Bertahun-tahun setelah pohon asam itu ditebang, Abu Bakar kerap menyesal. Ia pikir setelah menebang pohon asam itu, amarahnya akan terobati. Ternyata tidak. Justru ia merasa semakin kehilangan. Dia kehilangan kaki sebelah milik anaknya dan redupnya harapan yang menyertainya; dia juga kehilangan pohon asam itu—pohon asam yang kerap dijadikan tempat berlindung orang-orang dari hujan atau terik matahari yang menyengat.