Tulisan dan Pekerjaan

Ada persamaan kisah di antara tiga penulis perempuan Jepang yang karyanya melambung di kancah internasional ini. Tidak. Persamaan kisah yang saya maksud bukan tentang keseluruhan jalan hidup mereka, melainkan terhadap bagaimana mereka menghasilkan karya-karya yang telah mereka terbitkan.

Women in Translation Month dan Sesuatu yang Diharapkan Setelahnya

Bulan Agustus memang sudah lewat, tapi apabila kita membicarakan agenda literasi yang ada di bulan itu, maka ada satu hal yang saya ingat: Women in Translation Month. Seperti namanya, perayaan ini dimaksudkan untuk membaca sebanyak mungkin karya penulis perempuan yang telah diterjemahkan. Perayaan itu dilakukan sebulan penuh, dan pembaca bebas membaca, mengulas, dan mendiskusikan karya-karya penulis perempuan.

Gincu Sang Mumi: Dunia “Di Antara” dan Ruang Bagi Perempuan-Penulis

Apa yang mesti dimiliki perempuan yang ingin berkiprah dalam dunia tulis menulis di paruh awal abad 20-an? Pertanyaan ini akan langsung terbayangkan jawabannya manakala kita mengingat satu kuliah Virginia Woolf di hadapan mahasiswi Cambridge yang kelak kita baca dalam buku berjudul A Room of One’s Own (1929). Dalam ceramah itu, Woolf setidaknya menggarisbawahi bahwa bagi perempuan, ruang dan finansial diperlukan untuk menghasilkan mahakarya-mahakarya terbaik.

Mrs. Dalloway: Lanskap Sebuah Mahakarya dan Dua Catatan Atasnya

Dalam perkembangan kesusastraan Inggris kontemporer, nama Virginia Woolf menjadi salah satu nama yang paling dikenal. Kekhasan citra kepengarangannya yang lekat dengan tradisi Stream of consciousness, atau yang kita kenal dengan Arus Kesadaran, menjadikan posisi Woolf sama pentingnya dengan pengarang sezaman lainnya—James Joyce atau William Faulkner, sekadar menyebut dua contoh. Di samping itu, sebagai pengarang modern yang berkiprah di abad 20-an, ada kesadaran lain juga menjadi ciri khas dari Woolf: Ketimpangan gender yang mesti dienyahkan.

Para Pemengaruh Buku: Kuasa dan Keterlibatannya

Setahun yang lalu, Indah Santi Pratidina menerbitkan jurnal dengan judul “The Appetite for Revenge and Murder in Translation: Japanese Mystery Novels and their Social Media Savvy Indonesian Readers”. Fokus utama penelitian itu untuk melihat sejauh mana animo pembaca Indonesia atas terbitan buku-buku bertema misteri karya penulis Jepang: novel Girls in The Dark karya Rikako Akiyoshi dan Confessions karya Minato Kanae.

Kafkaesque dalam Prosa Hiroko Oyamada

Kafkaesque dikenal publik sastra setelah penulis Jerman, Franz Kafka, merilis novela fenomenalnya itu, The Metamorphosis (1915) disusul karya lainnya seperti The Trial (1925). Istihal ini dipahami sebagai jiwa kritis Kafka yang ditiupkan dalam karya-karya, yang digambarkan dengan situasi buntu, menjebak, dan menekan tokoh-tokoh ceritanya.

Di Tengah Kemelaratan dan Upaya Memerangi Uang

Idealisme memerangi uang dan kapitalisme menjadi jalan yang dipilih pria bernama Gordon Comstock. Kita menelisik kehidupannya sekitar tahun 1930-an. Melarat di sudut apartemen kumuh di kota London, ia berusaha hidup dengan bayangan jumlah uang di kantongnya, menghitung kepingan Corn dan beberapa Pound Sterling demi menyambung hidup esok hari atau demi sekotak rokok dan segelas bir murah. Ia melarat, tentu saja. Pekerjaanya hanya seorang penjaga toko buku sekaligus pustakawan yang gajinya kelewat sadis.

Pengalaman, Puisi, dan Sejumlah Bacaan

Pada mulanya, adalah membaca. Penegasan itu disematkan selintas oleh penulis lewat dua paragraf blurb di halaman belakang buku. Kegiatan membaca terpahami sebagai jeda sekaligus arahan hidup. Sekian buku dan peristiwa usai dibaca oleh penulis dalam kurun waktu tertentu dan upaya mengekalkan interaksi tersebut terikat dalam sepilihan esai dan resensi yang ada di dalam buku ini. Esai dan resensi itu berbicara tentang hal-hal personal, baik terhadap isu-isu terkini yang bersinggungan langsung dengan penulisnya, maupun bacaan-bacaan yang dikonsumsi. Dari sehimpun esai dan resensi esai itu, satu judul pun dipilih menjadi judul buku, yaitu “Jorge Luis Borges, Realisme Magis, dan Filsafat.” Pertanyaannya, apakah pemilihan judul ini tepat dan dapat menggambarkan isi keseluruhan dari buku ini?