Laki-Laki Koin
betul-betul apa saja yang diucapkan orang-orang dengan wajah ditumbuhi berewok.
betul-betul apa saja yang diucapkan orang-orang dengan wajah ditumbuhi berewok.
ILMU agama yang paling tinggi adalah akhlak, karena nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak. Setinggi apa pun ilmu yang kamu miliki, tak akan berarti tak ada akhlak dalam diri. Ingat!
SUDAH sekian jam, Tallib mendorong gerobak satenya, melewati gang rumah-rumah penduduk, berharap ada seseorang memanggilnya untuk membeli.
KEPADA semua orang, Suminten berkata bahwa urat-urat setiap daun di Ponorogo melukiskan paras Subroto, keras bebatuan menyimpan lekuk liku tubuh Subroto, matahari tidak terbit kecuali untuk menyinari Subroto, bulan dan bintang mendapat cahaya dari pancaran pesona Subroto, hujan turun untuk membelai Subroto, udara segar berkat dengus napas Subroto, dan seterusnya. Namun semua orang tahu bahwa Suminten tidak pernah bertemu atau melihat langsung Subroto.
KUNI seakan tidak percaya rumah tangganya yang baru berjalan dua tahun bubar di tengah jalan. Demikian juga dia tidak percaya atas tabiat lelaki yang menjadi suaminya, tega menyakiti dirinya. Masalah itu bermula saat suaminya mengetahui hasil tes lab atas diri Kuni yang dinyatakan mandul. Tak lama setelahnya, tanpa meminta pertimbangan Kuni, tiba-tiba suaminya membawa pulang perempuan lain yang ingin dijadikan istri.
DIA seorang pembangkang. Pelawan. Pemberontak. Tak cuma keadaan dirinya, ibunya juga ditaklukkan. Tuhan pun digugat.
GADIS kecil itu terkurung di dalam tabung kaca raksasa berisi cairan putih kental seperti santan. Ia menggeliat, meronta-ronta, berupaya memecahkan tabung itu sekuat tenaga. Dengan tangan dan kakinya, ia memukul dan menendang, bahkan ia juga membenturkan kepalanya hingga terdengar bunyi ‘dung-dung-dung’ yang menggema panjang, memenuhi lorong-lorong, ruangan demi ruangan di dalam sebuah objek terbang raksasa yang sedang berlabuh di sudut jauh galaksi Andromeda.
DERMAGA Aeng Panas, dermaga yang muram di sore hari. Cahaya senja jatuh di permukaan air, perahu-perahu terombang-ambing tanpa muatan, camar-camar terbang rendah di antara riuh ombak yang menabrakkan dirinya pada batu-batu karang. Semua seolah diciptakan hanya untuk dirinya sendiri, seperti puisi yang menolak untuk dimengerti.
“RASAIN lu!” umpat Romlah begitu mendengar Angelina salah ucap. Salah ucap itu terjadi dalam ajang kompetisi untuk para perempuan cantik dengan jargon 3B: Brain, Beauty, Behaviour. Ketika itu salah satu dewan juri meminta Angelina menyebutkan sila-sila dalam Pancasila untuk mengetes wawasan kebangsaannya. Tanpa masalah ia berhasil menyebutkan sila pertama sampai ketiga. Namun, begitu ia menyebut sila keempat yang agak panjang, mendadak lidahnya kelu, ruangan sekitar dirasainya berputar, kemudian lidahnya terpleset ketika menyebut sila keempat, dan ia pun tercebur dalam jurang malu.
KAMI menyusuri sebuah lorong beraspal. Beberapa lampu jalan yang tegak di setiap dua puluh meter menyala pucat. Saman berhenti dekat sebuah poster seorang lelaki bertubuh pendek, di bawahnya dengan tegas tertulis Sang Pemenang. Saman menunjuk ke poster itu lalu berkata, “Dia dan aku pernah berlatih di Libya. Aku seniornya. Tapi, sekarang dia menjadi sang pemenangnya. Pukima!”