Puisi Polanco S. Achri

Kota Tua 408 SM / Kota Sunyi 2020 M Anjing-anjing liar yang biasa menyantap-lahap mayat kini bergeming:memilih jauhiraga tanpa nyawa yang terlalu diam betah berbaring.Burung-burung gagak, yang senantiasa bawakan ngeri kala mengepak,memilihjauhi tubuh-tubuh merana, yang tak mampu lagi bergerak. Dada seperti dihimpit, dan berkata-berucap terasa begitu sulit;seolah di dada ada iblis yang menjepit, tiada mampu ucap sakit.Ingin hati sampaikan nasib […]

Puisi F. Rizal Alief

rautan bambu halus ini, Nak adalah tulang doaku dan doa ibumu. Kuraut hanya tiap saat selesai rakaat seratus qulhu, sebelas yasin, dan seribu selawat. Dan hanya ketika bulan benar-benar purnama di dada ibumu. Agar ketika ia terbang tak takut angin kencang, tak waswas hujan, tak khawatir kepanasan. Bila kauinapkan, malam akan memberimu bintang berjalan. Bila siang, sepanjang matahari akan menunjukkan hari depan.

Puisi Rizki Amir

barangkali peringatan dan kemampuan kita untuk membayangkan sejarah sejak mula memang tidak benar-benar ada. meski, kita sama-sama tahu, ada yang tetap lengket dalam hati dan kenyal di hari-hari sunyi.

Puisi Imam Budiman

segaris hikayat musim lekas ditoreh ketika malam belum seutuhnya runtuh di kelopak keladi yang membasah akibat terjang-dera kekanak gerimis yang bersikejar. tidak seperti para pendongeng tak berumah yang kerap menyediakan cerita-cerita kuntil, kuyang atau hantu banyu.

Puisi-Puisi A Warits Rovi

mendaki takik dari sebuah pagi berbibir asap
rimba bunga asoka jauh melabur subuh dengan doa embun
dan perempuan yang tertidur di dekat gerabah
menuntaskan rasa nyerinya ke dalam tiga babak mimpi
yang tak kunjung usai hingga pagi datang dari bilah pering kuning
menegaskan hening yang runcing