Seksualitas di Tanah Konflik

Jika ditanya apa yang paling menyenangkan dari membaca sebuah novel, saya akan menjawab kesegaran dalam ceritanya. Kesegaran itu bisa berupa apa saja: bisa sudut pandang, bisa gagasan, atau bisa juga teknik penceritaan. Sebagai sebuah novel, Tak Ada Embusan Angin belum bisa dibilang memiliki teknik penceritaannya juga tidak istimewa. Namun, gagasan yang ditawarkannya tak seperti kebanyakan cerita serupa.

Perempuan dalam Pagar Budaya Madura

Putu Wijaya pernah berkata, “Para penulis perempuan seperti gumpalan burung yang jatuh dari udara, menyerbu kehidupan sastra Indonesia, memasuki milenium ketiga. Masing-masing dengan dunianya. Ada yang cerdas, radikal, bebas, bahkan lebih gila dari lelaki. Tetapi ada yang gaul, melankolis, puitis, komunikatif, santun, namun sesungguhnya memberontak.”