Nahi Mungkar Jatuh Cinta
NAHI Mungkar duduk di sofa dengan gelisah. Ia terlihat seperti terpidana mati yang menunggu giliran eksekusi. Kakinya mendepak-depak lantai, jantungnya berdebar-debar tak karuan, dan pakaiannya basah oleh keringat. Padahal, cuaca saat itu sedang dingin-dinginnya. Seperti halnya setiap orang yang akan melakukan sesuatu untuk pertama kali, Nahi dibekap ragu atas apa yang hendak dilakukannya. Ia berkali-kali berpikir untuk pulang, membatalkan niatnya melepas keperjakaannya dengan seorang gadis yang tidak lagi gadis. Namun, ketika ia menoleh ke belakang, ia seperti melihat wajah mengejek teman-temannya yang tadi mengantarnya ke tempat ini.