Soliter

Mata-mata itu mengerkau bagai otoritas yang memberi panggung untuknya menayub lebih liar, serupa kisah perempuan nestapa, Troffea, berabad-abad lampau yang menari dan terus menari membabi-buta selama berhari-hari, berminggu-minggu, hingga telapak kakinya melepuh royak, kelelahan, lalu berhenti—selamanya.