Puisi Moh. Rofqil Bazikh,
kadang kuingin dari matamu ia menyembul, sebagai sarang untuk segala hewan malam.
kadang kuingin dari matamu ia menyembul, sebagai sarang untuk segala hewan malam.
MATA Bungaran yang lancip selalu menatap dinding kamar kuning mengelupas. Dinding bagian barat, terdapat foto ibunya dengan pigura cokelat kehitaman. Satu foto putih abu-abu yang tersisa setelah hari—yang dianggap Bungaran—pemberangkatan. Setiap hari Minggu, tangan Bungaran menjangkau pigura itu dan mengelapnya dengan sobekan kain. Sekadar untuk menerbangkan debu-debu yang bersarang di sana.