Lukisan Anggrek Bulan Merah

DI pelataran rumah, di bawah pohon srikaya, sambil menyirami bunga-bunga anggrek yang bermekaran, Dewanti teringat dua sahabatnya, pendaki gunung yang hilang tak kembali, tak diketahui di mana mereka lenyap dalam pendakian. Dua sahabat lelaki di kampus yang sudah sangat berpengalaman mendaki itu berpisah dengannya di bawah pohon randu alas, hampir mencapai puncak gunung. Dewanti berhenti di bawah pohon randu alas tua itu, ingin mendapatkan bunga anggrek bulan merah yang tumbuh di dahannya. Ia membujuk kedua sahabat lelakinya untuk memanjat pohon randu alas yang begitu besar, dan mereka tak mampu melakukannya.

Purnama Meninggalkan Kota

GADIS berambut hitam sebahu itu melesat melewati deretan toko-toko, para pejalan kaki, dan dengan amat sembrono menerobos jalan raya yang padat kendaraan. Beberapa pengendara terkejut karena ulahnya mengumpat, tapi ia tak peduli. Terus saja berlari pontang-panting. Mengabaikan sesak yang mendesak-desak rongga dadanya dan kram yang mencengkeram kedua paha hingga betisnya. Sekali ia menoleh ke belakang, dilihatnya lelaki-lelaki bertubuh kekar itu masih terus mengejar. Terpaut belasan meter saja darinya.

Pak Din dan Siaran Kolak Muncul

SETIAP bulan Ramadan tiba, aku akan selalu ingat masa kecil saat aku menjalani puasa di kampungku, sebuah kampung yang terletak di pedalaman yang jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk kendaraan serta mesin pabrik. Aku dan keluarga serasa menjalani puasa yang benar-benar penuh khidmat dan penuh makna. Berbeda dengan yang kujalani saat ini, saat aku telah memiliki kehidupan sendiri sebagai warga perantauan di kota besar.