Sontani dan Sunyi Bumi

Amat dingin udara terasa. Sambil membawa seikat bunga, kau berjalan menuju pekuburan kota; tempat dimakankan seorang pengarang dan penulis naskah drama. Saat berjalan ke sana, sambil tetap terpukau pada apa yang ditangkap mata dan telinga, kau teringat pada sebuah film yang kau saksikan ketika masih menjadi mahasiwa jurusan sastra;

Puisi Joni Hendri, S.S

Kata-kata jadi poster, pada pohon literasi Sekolah. Namun ujung jari kaku seketika, saat perayaan mulai tiba, kata-kata mulai liar. Berloncatan sepanjang gedung-gedung, meleleh bagai cat yang mulai dioleskan.
Kini kita masih di depan Laptop, mengetik keinginan hampa!

SUMPENA

Nalika dimatke, Bantar kaya wis nate weruh wewujudan kijing mau. Banjur dheweke mlaku nyedhak, kepengin nyatakake apa sejatine wewujudan jaran putih kang isa malih dadi kijing. Njegreg lir reca kang sinabda, kagyat penggalihe sawise weruh apa kang tinulis ana kijing.