Dari Honor Menulis, Keza Felice Buka Usaha Buket Bunga
Menulis adalah hobi yang menyenangkan dan menguntungkan. Menulis juga bisa jadi ladang pekerjaan yang menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Menulis adalah hobi yang menyenangkan dan menguntungkan. Menulis juga bisa jadi ladang pekerjaan yang menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Ibu memberiku rumah mungil di sebuah kampung terpencil. Rumah yang aku tinggali bersama Jimnun. Orang kampung hanya tahu, di rumah itu tinggal seorang perempuan perawan. Rumah yang lampunya selalu remang-remang dan beraroma wangi dupa. Aroma yang disukai Jimnun, kekasihku. Kekasih yang aku temui dari kesepian panjang dan berlarat-larat.
Masih ingatkah kau dengan sahabatmu
sewaktu dulu belajar di pertapaan? Ia
yang kau janjikan akan mendapat separuh
kerajaan saat kau naik tahta.
Nama Setiap pagi kau menjelma beritamengenai masa lalu yang tinggaldi belakang kepala.Sementara koran yang kubaca masih hangatseperti secangkir kopi dan singkong rebus,yang kebul asapnya adalah rinduyang segera menguap ke udara. Di atas meja itu rindu segera tersesatmencari kabar kepulanganmudi lautan kata-kata.Pada koran yang terbuka, di dalamnyakupercaya ada jarak yang sulit dilipat. Kopi yang lekas saja kuseruput pahit sepinyameneteskan noktah hitamtepat […]
Ibu telah berwasiat untuk menguburkan jasadnya di belakang rumah. Dua puluh hari setelah ia berwasiat, ia mangkat dengan damai.
Hawane sumuk banget dina iki. Takdeleng jam sing cumanthel ing tembok wis nuduhake angka sewelas luwih, tibake wis manjing Luhur. Upama ibu ora nimbali paling aku isih nglamun ing kene karo drodosan luh ngrasakne larane awakku sing wis ora karuwan iki, mati ra mati urip ora urip. Taklakokne alon-alon kursi rodha sing tansah setya ngancani dina-dinaku kang mrihatinake. Aku metu marani ibu sing sajak gayeng ngendikan neng latar, mbuh karo sapa.
“Ada, tapi ini terlalu gelap,” katanya lagi. “Hidup orang-orang sudah gelap dan susah, jangan sampai mereka bertambah susah karena baca tulisan yang gelap.”
daun pintu selalu kawin dengan kunci
kunci yang lain kawin dengan laci
laci kecil memuat hal-hal besar
laci sempit memuat yang lapang
tansah mawantu-wantu piwelingku ndhuk
kudu waspada lan prayitna
aja gampang keguh marang pandhesege butuh
kang kala-kala ngambra-ngambra ngayawara
nggedhabyah ora nggenah
Nenek mulai sering duduk di dekat jendela. Memakai kacamata kuno yang ukuran lensanya mirip kerupuk bundar. Kedua matanya selalu menyipit dengan posisi kepala agak miring agar penglihatannya tepat terarah ke layar HP Nokia polyphonic yang dipegangnya.