Puisi Anindita Buyung Pribadi
sebab setelah pagar tanaman ini
adalah padang yang luas
dan perjalanan yang panjang
sebab setelah pagar tanaman ini
adalah padang yang luas
dan perjalanan yang panjang
Untuk ke sekian kalinya Mbah Tarjo dianggap gila. Bahkan oleh dirinya sendiri. Terakhir ia tampak menangis di garasi rumah. Sebelumnya malah ketawa-ketawa sendiri di kolong mobil.
ia menggelosor seperti pesakitan dalam sebuah cerita horor,
sehelai tampar melubangi tulang rawan hidungnya, menghela
kebebasannya, dan setiap kali penyabit rumput tiba untuk
Perempuan itu kini mengenakan lagi syal rajut abu-abu itu. Menutup bekas luka di lehernya.
Dheg thik thik wektu alon lumaku
Kumanthil ing jero kalbu
Buka tinarbuka kopong tan isi
Sinartan cahya kang wus musni
aku terlambat sampai di pikiranmu
karena ada kemacetan parah
di rute penafsiran yang dikerubut asap
waswas dan fobia pada banyak variabel
yang hendak menyusun sebuah formula
persamaan dengan sedikit penyesuaian
“Impotensi, Bu? Coba ingat-ingat, apa selama ini Bapak kurang perkasa saat berhubu…,”
MAWAR itu teronggok di atas meja, dan itu pula yang pertama kali dilihatnya tatkala kelopak matanya terbuka. Pagi yang sebenarnya sudah agak terlambat. Madam Anna terkejut. Belum sepenuhnya sadar, ia mencoba mengingat, apakah semalam seorang tamu datang dengan sebuket bunga?
Mulanya ia memanggil-manggil namaku tanpa henti. Suaranya terdengar begitu dekat, tapi ia tidak kunjung menemukan keberadaanku. Aku hanya mengatakan, “Saya berada di sini, di kamar bla…bla…”. Aku tidak menyelipkan pertanyaan, terkait siapa dirinya. Seorang perempuan yang terbaring tidak jauh dari tempatku berada dan juga senasib denganku—terinfeksi virus korona—bertanya, “Ada apa, Mas?”. Aku menjawab, kalau aku tidak tahu orang yang memanggilku […]
Kota Tua 408 SM / Kota Sunyi 2020 M Anjing-anjing liar yang biasa menyantap-lahap mayat kini bergeming:memilih jauhiraga tanpa nyawa yang terlalu diam betah berbaring.Burung-burung gagak, yang senantiasa bawakan ngeri kala mengepak,memilihjauhi tubuh-tubuh merana, yang tak mampu lagi bergerak. Dada seperti dihimpit, dan berkata-berucap terasa begitu sulit;seolah di dada ada iblis yang menjepit, tiada mampu ucap sakit.Ingin hati sampaikan nasib […]