Pohon Bersenandung

RUKAYAH terjaga dari tidur. Ini malam keempat ia mendengar suara perempuan bersenandung dari arah pohon sawo di depan rumah. Ia turun dari ranjang, lalu berjalan berjingkat mendekati jendela kamar. Ia menyingkap sedikit tirai jendela dan megintip ke luar. Malam gulita dan ia tak melihat satu sosok pun di sekitar pohon tinggi dan rindang itu. Suara senandung itu pun tiada terdengar lagi.

Puisi Iswadi Bahardur

Riwayat Surga Pada taman ingatankau menghukum takdirsejak Dia mengusir ular dari surga Tapi busur panahku kunfayakuntiada lelah kuraut dengan pisau lidahmutirakatku pohon ketabahandalam perjalanan musafir mencari kitab damai Menggenggam nasibTuhan memperjalankan abadku di terik gurun pasirkuseru kau kuseru persuaan Hawa, datanglah tapi jangan bersama ularmereka mengotori sebilah tulang rusukkutitip  pada kelahiran takdirmu Mari genapkanlah jalan inikubawakan kerinduan dalam pesan-Nya“Sesungguhnya Aku mengetahui […]

Pemilihan Lurah

KEMARIN sore, Badik menerima sebuah pesan singkat dari Ripai: Badik, segera ke rumah! PENTING. Ini kali kedua Badik mendapatkan pesan singkat dari pamannya itu. Dua tahun lalu—Badik masih mengingatnya dengan terang, pesan yang hampir serupa mampir di gawainya: Badik, segera ke penjara! PENTING. Dari balik jeruji yang memisahkan tahanan dengan pengunjung, Ripai menemui Badik dengan alis yang menyatu dan tangan […]

Lelaki yang Takut Bibir

LELAKI paruh baya itu masih tergolek lemah. Wajahnya pucat. Sorot matanya hampa. Terlihat cekung. Tulang-tulang rahangnya seperti menyembul. Pipinya kempis. Sebagian rambutnya telah beruban. Sisanya terlihat hitam, tetapi kusut. Tak lagi tersisir rapi seperti dulu. Selang kecil menembus pembuluh darah di lengan kirinya. Tetes demi tetes cairan infus mengalir masuk ke tubuhnya melewati selang kecil itu. Tetesan-tetesan kecil itu yang memasok energi untuk mempertahankan hidupnya.

Puisi Royyan Julian

KEMATIAN TRUNAJAYA Ia tak tahuSitihinggil menunggunyadengan netra nyalang Ia hanya gemarmenengok masa silamyang mengekalkan kesedihan Di mahligai itufirasat menjeritdan nasib berganti kulit Tetapi maut tak pernahberdiri telanjang di hadapannya Ia cuma melihatbendera berkibar di atas sotohdan genderang jatuhdi kaki musuh Pada janji yang ditegakkanpucuk balabar menghunus azamdan 2 Januari yang marunberderai dari punggungnyayang berliang Di angkasa yang masygulpekik empat puluh […]

Dialog Korona

LELAKI itu biasa disapa Endin. Nama lengkapnya Sapradin. Orang Madura tidak biasa mengucapkan sesuatu dalam satu suku kata tertentu. Bis (untuk bus) menjadi ebbis, top diucapkan ettop. Orang Madura juga terbiasa menyingkat sebutan. Wonokromo (salah satu kawasan di Surabaya) yang dimadurakan menjadi Benakrama, biasa disebut sebagai Nakrama. Maka, nama Sapradin menjadi hanya tinggal Din, dan kemudian menjadi Endin. Seharusnya menjadi […]

Biografi Kepergian

Mulanya ia memanggil-manggil namaku tanpa henti. Suaranya terdengar begitu dekat, tapi ia tidak kunjung menemukan keberadaanku. Aku hanya mengatakan, “Saya berada di sini, di kamar bla…bla…”. Aku tidak menyelipkan pertanyaan, terkait siapa dirinya. Seorang perempuan yang terbaring tidak jauh dari tempatku berada dan juga senasib denganku—terinfeksi virus korona—bertanya, “Ada apa, Mas?”. Aku menjawab, kalau aku tidak tahu orang yang memanggilku […]

Puisi Polanco S. Achri

Kota Tua 408 SM / Kota Sunyi 2020 M Anjing-anjing liar yang biasa menyantap-lahap mayat kini bergeming:memilih jauhiraga tanpa nyawa yang terlalu diam betah berbaring.Burung-burung gagak, yang senantiasa bawakan ngeri kala mengepak,memilihjauhi tubuh-tubuh merana, yang tak mampu lagi bergerak. Dada seperti dihimpit, dan berkata-berucap terasa begitu sulit;seolah di dada ada iblis yang menjepit, tiada mampu ucap sakit.Ingin hati sampaikan nasib […]