Anjing, Anjing, Anjing!
“Ketika melewati tumpukan sampah, Bandu tumbang. Si anjing memanggil sekawanannya dan kemudian mereka menggali lubang.”
“Ketika melewati tumpukan sampah, Bandu tumbang. Si anjing memanggil sekawanannya dan kemudian mereka menggali lubang.”
Dina Riyaya taun iki, aku kepeksa mulih dhewe sanajan dhuwit lan kabutuhan liyane wis dakcepakake wingi-wingi. Dakrewangi nabung wiwit setaun kapungkur, kanggo jaga-jaga mulih kampung bareng Lastri, bojoku. Nanging, kekarepan ora mesthi jumbuh karo kahanan. Kabeh gara-gara Lastri njaluk pisahan.
Sabrangan dalan prapatan Kartonyono kang misuwur
Ana iline Nagari Ngawi Ramah tumapak saka pucuking gading gajah
Panggonan palereman suka, kanggo para tuwa mudha
Wanda kang njlentrehne sengsem sing tumama
ADALAH DUNIA, setiap tujuan ditandai setiap tujuan menuju tanah impian, gerbang satu lubang, menganga cahaya menyilaukan. kaki-kaki bergegas menyeret kepenatan melawan kepasrahan menembus cahaya membutakan.
Tepat saat jasad lelaki itu dikebumikan, sebuah tabung oksigen ukuran mini tiba di rumah duka. Dia memastikan cintanya seperti oksigen bagi kehidupan. Lelaki itu memesannya secara online ketika dirawat di rumah sakit. Dia membeli tabung oksigen menjelang langka. Lalu, dialamatkannya untuk istrinya.
Perempuan itu membanting tubuhnya ke tempat tidur. Memeluk bantal. Meleleh air mata. Bantal basah, ia buang ke pojok ruangan. Ganti menikam guling. Air matanya tetap mengalir. Kian deras. Dan teramat deras. Seakan tak akan kering. Dalam gundah, gawainya berdering: “Embuhlah, wong sinting!”
Guru ilmu kanuragan saya pernah berkata begini: “Kalau kau berani membunuh orang, sekalian jangan pernah lupa meminum darahnya. Jika tidak, orang yang kau bunuh akan menjelma menjadi hantu yang mengejarmu seumur hidup.”
Pada bulan kesembilan itu, aku kembali
masuk dan merasakan sunyi rahim ibu.
Serupa menonton tayangan ulang,
peristiwa 9 bulan bersama doa bapak-ibu
dulu kini terlihat lagi di gelap mata sunyi.
Tak ada yang tahu, bahwa kegelapan masih ada
dan cahaya tetap menjadi milik rahasia
Aku duduk termangu
di bangku taman
bangku yang terbuat dari ban
Ban yang dulu membawa kendaraan
dan orang-orang
Berjalan-jalan—tanpa tujuan
Kini diam
Menghadap lengang jalan.
Tiba-Tiba saja malam itu begitu banyak mata yang menontonnya, entah bagaimana beribu pasang mata itu begitu setia menunggu, berpuluh-puluh menit bahkan berjam-jam tanpa merasa bosan sedikit pun.