Mengulik Jiwa Peradaban

Puisi Khalilullah

Madura Dalam Dua Fragmen/kesaksian kampung nelayan/ollè olang paraona alajârâollè olang alajârâ ka Madhurâ mimpi kita terbuat dari gelombang yang setia menderu melewati panjang malam juga bentang siang. tekad kita sekeras batu karang yang menolak lebur dari keras pukulan ombak berdebur.baju kita terbuat dari doa anak-istri di rumah – mungkin doa itu juga bernama air mata. ketika pagi masih buta dan […]

“Darah” di Atas Kanvas Penceritaan Prosa

Telah jadi wawasan klise di dunia penulisan sastra, bahwa teks dan konteks merupakan dua sumber utama penggarapan karya bagi seorang pengarang–dalam hal ini baik penyair sebagai produsen dalam bidang puisi, cerpenis dan novelis dalam bidang prosa, maupun penulis naskah dalam bidang drama. Teks yang dimaksud bisa merujuk pada teks-teks yang telah terhampar sebelumnya, baik itu teks-teks sejarah, film-film dokumenter, sejumlah berita yang dimuat media massa, karya-karya sastra dari pengarang pendahulu, dan seterusnya.

Pathos dalam Karya Cerita

Meskipun hadir sebagai terminologi dalam dunia komunikasi berkaitan dengan kecakapan mengolah, merespons, hingga mendayagunakan emosi dalam diri manusia, baik secara personal maupun komunal, pathos memiliki tempat dan pengertian tersendiri dalam dunia cerita. Dalam dunia kepenulisan naratif, phatos adalah luka lama yang mengaliri darah karakter atau subjek.

Gincu Sang Mumi: Dunia “Di Antara” dan Ruang Bagi Perempuan-Penulis

Apa yang mesti dimiliki perempuan yang ingin berkiprah dalam dunia tulis menulis di paruh awal abad 20-an? Pertanyaan ini akan langsung terbayangkan jawabannya manakala kita mengingat satu kuliah Virginia Woolf di hadapan mahasiswi Cambridge yang kelak kita baca dalam buku berjudul A Room of One’s Own (1929). Dalam ceramah itu, Woolf setidaknya menggarisbawahi bahwa bagi perempuan, ruang dan finansial diperlukan untuk menghasilkan mahakarya-mahakarya terbaik.